Suara.com - Arab Saudi sudah siap untuk memulai kembali kehidupan normal saat sebelum jam malam diterapkan untuk menahan penyebaran virus corona.
Menyadur Gulf News pada Kamis (18/6/2020), pada 21 Juni 2020 Arab Saudi akan meringankan pembatasan, melanjutkan beberapa kegiatan ekonomi dan komersial, dan kembali ke normal. Keputusan tersebut diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri (MOI) sesuai persetujuan Raja Salman bin Abdulaziz.
Menteri Kesehatan Tawfiq bin Fawzan Al Rabiah mengatakan bahwa Kerajaan akan memulai fase baru mulai 28 Mei. Fase tersebut akan didasarkan pada dua pilar yakni kapasitas sistem perawatan kesehatan dan kebijakan untuk memperluas pengujian dan deteksi dini.
Penduduk Arab Saudi akan diwajibkan memakai masker dan diukur suhu tubuh saat memasuki pasar, tempat kerja, restoran dan tempat umum.
Baca Juga: Media Timur Tengah: Arab Saudi Pertimbangkan Batalkan Haji Pertama Kali
Menurut Menteri Sumber Daya Manusia, Insinyur Ahmed Al Rajhi mengatakan bahwa presensi karyawan tidak menggunakan sidik jari, demi keselamatan pekerja saat masuk dan keluar ke dan dari tempat kerja.
Langkah-langkah fase kedua akan diterapkan di Mekah mulai dari 21 Juni. Salat Jumat dan semua salat jemaah yang diadakan di Masjidil Haram di Mekah, sementara terbatas untuk para imam dan karyawan Masjidil Haram.
Penangguhan ibadah haji dan umrah atau mengunjungi Masjid Nabawi terus diberlakukan. Kementerian mengatakan keputusan ini akan ditinjau lebih lanjut sambil melihat perkembangan pandemi Covid-19.
Penangguhan penerbangan internasional berlanjut hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Denda dan hukuman bagi warga yang melanggar pedoman terkait virus corona akan tetap berlaku.
Baca Juga: Arab Saudi Buka Seluruh Masjid untuk Salat Jumat, kecuali di Kota Ini
Arab Saudi akan mengizinkan warganya keluar rumah pada pukul 6 pagi hingga 8 malam di semua wilayah Kerajaan, kecuali di Mekah. Warga yang ingin keluar rumah pada waktu tersebut juga harus mendapatkan izin dari aplikasi resmi bernama "Tawakkalna".