Suara.com - Pandemi yang terjadi di dunia, termasuk virus Corona, disebut WHO, PBB, dan WWF Internasional sebagai hasil dari kerusakan alam yang disebabkan umat manusia. Sayangnya, dalam beberapa dekade terakhir, manusia menafikan kenyataan pahit itu.
Menyadur The Guardian, para pemimpin dari ketiga lembaga sepakat bahwa keserakahan manusia merupakan bang kerok alias penyebab utama dari kemunculan pandemi yang menyebabkan krisis kesehatan diberbagai belahan dunia.
Perdagangan satwa liar ilegal dan tidak berkelanjutan, serta kehancuran hutan dan tempat-tempat liar lainnya dinilai jadi pendorong yang kuat kenapa banyak penyakit hewan yang kini melompat ke manusia.
WHO, PBB, dan WWF menyerukan pemulihan hijau dan sehat setelah umat manusia dihantam pandemi Covid-19.
Baca Juga: Peneliti Israel Klaim Ciptakan Masker Pembunuh Virus Corona Covid-19
Reformasi pertanian harus dilakukan, ,menurut kepala konvensi PBB Elizabeth Maruma Mrema, direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk lingkungan dan kesehatan Maria Neira, dan kepala WWF Internasional Marco Lambertini.
“Kami telah melihat banyak penyakit muncul selama bertahun-tahun, seperti Zika, Aids, Sars, dan Ebola dan semuanya berasal dari populasi hewan dalam kondisi tekanan lingkungan yang parah,” kata kata ketiganya dalam laporan The Guardian, Kamis (18/6/2020).
“Wabah ini adalah manifestasi dari hubungan kita yang sangat tidak seimbang dengan alam."
“Mereka semua mengilustrasikan bahwa perilaku destruktif kita sendiri terhadap alam membahayakan kesehatan kita sendiri - kenyataan nyata yang secara kolektif kita abaikan selama beberapa dekade."
WWF melaporkan pendorong utama penyakit zoonosis--yang ditularkan hewan ke manusia--adalah kerusakan alam, intensifikasi pertanian dan produksi ternak, serta perdagangan dan konsumsi satwa liar yang berisiko tinggi.
Baca Juga: Malaysia Laporkan 10 Kasus Baru Virus Corona dalam Sehari
Mereka mendesak semua pemerintah untuk memperkenalkan dan menegakkan hukum untuk menghilangkan perusakan alam dari rantai pasokan barang dan pada masyarakat untuk membuat diet mereka lebih berkelanjutan.