Suara.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengemis bantuan ke Presiden China Xi Jinping agar bisa terpilih lagi sebagai penghuni Gedung Putih dalam pemilihan umum November mendatang.
Rahasia ini dibongkar oleh Jon Bolton, bekas penasehat keamanan Gedung Putih, John Bolton dalam sebuah buku kontroversial yang berjudul The Room Where It Happened: A White House Memoir dan akan segera terbit.
Salinan buku itu telah disebar oleh penerbit ke sejumlah media besar di Amerika Serikat dan menjadi pembicaraan hangat sejak Rabu (17/6/2020) di negeri Paman Sam.
Dalam salah satu bagian buku itu, Bolton mengatakan bahwa dalam sebuah pertemuan empat mata dengan Xi, di sela-sela pertemuan G20 di Jepang pada 2019 lalu, Trump tiba-tiba mengarahkan pembicaraan ke soal Pemilu AS.
Baca Juga: Terungkap! Donald Trump Minta China Bantu Menangkan Dirinya di Pilpres 2020
Kepada Presiden Xi, Donald Trump mengatakan bahwa kekuatan ekonomi China bisa memengaruhi kampanye presiden yang sedang berlangsung di AS. Ia memohon agar Xi memberikan bantuan, sehingga Trump bisa kembali menang.
"Ia menekankan pentingnya suara para petani, dan peningkatan pembelian kacang kedelai serta gandum terhadap hasil pemilu. Saya ingin sekali menulis kata-kata Trump (dalam pertemuan itu), tetapi proses review oleh pemerintah sebelum penerbitan telah membatasi saya," tulis Bolton dalam buku itu.
Soal kedelai dan gandum ini masih berkaitan dengan perang dagang antara AS dan China, yang dikobarkan tak lain oleh Donald Trump sendiri. Sebagai balasan atas penaikan tarif impor sejumlah besar produk asal China, Beijing telah menghentikan impor kedelai serta beberapa barang lain dari China.
Para analis ketika itu menilai bahwa penghentian impor kedelai AS oleh China akan memukul perekonomian para petani di AS, yang tak lain adalah para pemilih loyal Trump serta partai pendukungnya, Partai Republik.
Buku itu sendiri memantik kontroversi. Gedung Putih kini sedang berusaha agar buku tersebut tidak dijual bebas karena dituding masih berisi informasi-informasi rahasia negara. Tetapi Bolton dan penerbit membantah hal tersebut dan mengatakan buku tersebut sudah diperiksa oleh pemerintah.
Baca Juga: Kesehatan Donald Trump Sedang Dipertanyakan, Begini Kata Ahli
Donald Trump sendiri, seperti biasa, membuat blunder terkait isi buku tersebut. Dalam wawancara dengan Wall Street Journal ia menegaskan bahwa apa yang ditulis Bolton adalah bohong belaka.
Tetapi ketika diwawancarai oleh stasiun televisi Fox News, Trump justu menegaskan bahwa Bolton melanggar hukum karena banyak bagian dari buku itu berisi informasi atau rahasia negara.
Warganet serta para analis pun segera menyerbu Trump, dengan mengatakan bagaimana mungkin Bolton bisa berbohong sekaligus melanggar hukum karena mengumbar rahasia negara. Dengan kata lain, jika Bolton melanggar hukum karena bukunya berisi rahasia negara, maka tak mungkin buku itu berisi kebohongan.
Selain buku John Bolton, Donald Trump juga sedang gusar karena salah satu keponakannya yang bernama Marry Trump juga akan menerbitkan buku tentang borok dalam keluarga sang presiden. Kini Trump sedang berupaya untuk menggugat keponakannya tersebut.