Suara.com - Sejumlah masyarakat sempat menduga bahwa pemerintah tengah menjalankan herd immunity dalam fase new normal pandemi Covid-19.
Namun, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito mengatakan kebijakan yang dilakukan pemerintah menuju hidup tatanan baru atau New Normal itu tidak dapat disamakan dengan herd immunity.
Dengan instruksi pemerintah kepada masyarakat untuk menjaga protokol kesehatan, tidak bisa kemudian penularan virus terjadi secara aktif.
Wiku menjelaskan arti dari istilah herd immunity itu sendiri. Herd immunity ialah imunitas yang muncul pada suatu kelompok populasi karena terjadinya penularan yang aktif. Sehingga imunitas dapat terbentuk individual dan bergerak menjadi kolektif.
Baca Juga: PAPDI Sebut Herd Immunity Bisa Sebabkan Kematian Massal di Indonesia
"Kapan itu terjadi? Apabila terjadi penularan aktif," jelas Wiku dalam Webinar berjudul Adaptasi Kebiasaan Baru, Rabu (17/6/2020).
Apabila pemerintah kerap meminta masyarakat untuk menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan, maka penularan virus pun tidak dapat dilakukan.
"Jadi apakah akan terjadi herd immunity? Ya enggak akan. Bisa lama sekali, tahunan, puluhan tahun kali," ucapnya.
Karena itu secara tidak langsung, Wiku mengungkap bahwa apa yang diterapkan pemerintah saat ini yakni melakukan masa transisi menjelang New Normal berbeda dengan cara menjalani herd immunity.
Kalau herd immunity dilakukan, maka masyarakat akan diminta untuk ke luar rumah tanpa masker, tanpa mencuci tangan, bahkan berkerumun di saat adanya penularan aktif.
Baca Juga: Ilmuwan Sebut New Normal Ala Jokowi Mirip Herd Immunity
"Jadi jangan ditabrakan. Jadi pahami ilmu, pahami kondisinya dan diri kita dan dengan demikian kita tahu sebenernya apa yang dimaksud herd immunity."