Suara.com - Pemerintah Belgia merilis foto yang digadang-gadang menjadi petunjuk penting dalam kasus pembunuhan berantai yang terjadi di Belgia antara 1982 hingga 1985 silam.
Menyadur BBC, Rabu (17/6/2020), foto yang menampilkan seorang pria menenteng senapan di hutan ini disebutkan dapat menjadi kunci dari salah satu kejahatan yang paling terkenal di negara tersebut.
Pihak kepolisian mengatakan, pria dalam foto yang diambil pada 1982 tersebut diduga sebagai "pemimpin penting" dari kelompok yang diberi nama geng Pembunuh Gila Brabant.
Geng pembunuh berantai ini dinamai seperti sebuah nama provinsi di Belgia, Brabant, lantaran mereka paling aktif beraksi di kawasan tersebut.
Baca Juga: Final Coppa Italia Napoli vs Juventus: Asa Sarri di Tengah Omongan Miring
Disebutkan, geng ini melakukan tindakan pencurian yang menjerumus ke pembunuhan. Seringnya, mereka menggasak tempat-tempat seperti toko perhiasan, penginapan, hingga supermarket.
Selama melakukan aksi perampokan, kelompok ini telah menghabisi nyawa 28 orang. Mereka tak segan-segan membunuh siapapun yang ada di lokasi kejadian, termasuk anak-anak. Bahkan, beberapa korban dikatakan disiksa terlebih dulu sebelum dibunuh.
Geng yang terdiri dari tiga orang ini memiliki kebiasaan menutupi wajah dengan cat saat melakukan aksi kejahatan.
Selama bertahun-tahun, identitas kelompok penjahat yang terkenal dengan serangan kekerasan sadis ini belum terungkap.
Hingga kini, tiga anggota geng ini hanya dikenal dengan julukan, si raksasa, si pembunuh, dan orang tua.
Baca Juga: Kebijakan Ridwan Kamil atas Covid-19, hingga Adaptasi Kebiasaan Baru
Titik terang kasus yang muncul belakangan ini merupakan hasil dari investigasi ulang yang dilakukan oleh Kantor Kejaksaan Federal Belgia.
Setelah berhenti selama bertahun-tahun, kasus investigasi kasus kembali dibuka pada 2018 lalu. Sejak saat itu, otoritas berwenang mengatakan telah menemukan sejumlah pentunjuk.
Pun penyelidikan ini mengalami kemajuan signifikan dengan penggunaan teknologi identifikasi DNA dan teknologi forensik.
Dalam dua tahun terakhir, polisi telah memeriksa ribuan dokumen terkait dengan kasus asli, melakukan lebih dasri 1.200 tes DNA, dan telah mengidentifikasi sekitar tiga ribu orang yang dianggap berhubungan dengan kasus ini.