Tak Punya Penghasilan karena Pandemi Corona, Sopir Bajaj Bunuh Diri

Rabu, 17 Juni 2020 | 18:21 WIB
Tak Punya Penghasilan karena Pandemi Corona, Sopir Bajaj Bunuh Diri
Ilustrasi garis polisi, TKP tindak kejahatan. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang sopir bajaj asal negara bagian Bihar, India, tewas bunuh diri usai kehilangan penghasilan karena pembatasan terkait pandemi virus corona.

Menyadur Gulf News, pria berusia 25 tahun ini akhirnya memutuskan untuk meregang nyawa pada Sabtu (13/6) malam, lantaran putus asa tak bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Pembatasan selama tiga bulan guna menekan sebaran virus corona di India juga mengakibatkan pria yang merupakan penduduk Patna ini kesulitan untuk membayar biaya cicilan bajaj.

Mengutip ndtv.com, ayah dari sopir bajaj mengaku keluarganya tengah didera krisis, terlebih anggota keluarganya tak mendapatkan jatah kartu bantuan yang disediakan oleh pemerintah India, meski kondisi ekonomi mereka sulit.

Baca Juga: Kambuh Jual Sabu Lagi, Residivis Narkoba Ini Terancam Hukuman 20 Tahun

Begitu berita kematian putranya terdengar ke pihak berwenang, seorang pejabat pemerintah menyambangi rumah sopir bajaj dan memberikan bantuan 25kg beras dan gandum.

Mengetahui tragedi ini, beberapa netizen India menyorot kasus ini juga perlu untuk diangkat ke permukaan, disandingkan dengan kasus bunuh diri aktor Bollywood muda Susant Singh.

Para polisi dan militer India berjaga di perbatasan Kota New Delhi di tengah kebijakan lockdown akibat wabah virus corona. (Foto: AFP)
Para polisi dan militer India berjaga di perbatasan Kota New Delhi di tengah kebijakan lockdown akibat wabah virus corona. (Foto: AFP)

"Kita harus membicarakan tentang bunuh diri ini juga. Sebagian besar dari kita bahkan tidak kenal dia. Dan, kita tahu kenapa," ujar pengguna facebook Zafar Iqbal, dikutip dari Gulf News.

Sementara beberapa netizen lain terlihat menyayangkan pemerintah yang dirasa kurang memberikan perhatian ke kasus ini, mengacu pada bantuan yang diberikan.

"Selamat datang di 'demokrasi' kapitalis di mana kesehatan mental dihargai 25kg beras," cuit pengguna twitter @HaridasKhisore.

Baca Juga: Kemenhub Pastikan Masih Pakai SIKM Untuk Izin Keluar-Masuk Ibu Kota

Senada, akun @shafqatwali juga mengkritik soal bantuan yang diberikan dengan mengatakan, "25kg beras dan gandum, itulah yang didapat keluarga setelah kematiannya. Sayang sekali."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI