Suara.com - Mantan Ketua BEM Universitas Cendrawasih Ferry Kombo divonis 10 bulan penjara lantaran dianggap terbukti melanggar pasal 106 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP tentang Makar.
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Balikpapan dalam persidangan virtual mengadili tahanan politik Papua dengan vonis 10 bulan penjara dikurangi masa tahanan.
"Mengadili terdakwa Ferry Kombo telah terbukti secara sah meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana makar secara bersama-sama, menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut oleh pidana penjara selama 10 bulan," kata Majelis Hakim, Rabu (17/6/2020).
Vonis ini jauh lebih ringan dari tuntuan Jaksa Penuntut Umum sebelumnya yang menjatuhkan tuntutan 10 tahun penjara.
Baca Juga: Koalisi Sipil Desak PN Balikpapan Vonis Bebas 7 Tapol Papua
Selain Ferry Kombo, satu mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) Irwanus Urobmabin juga telah divonis 10 bulan penjara dikurangi masa tahanan dengan pasal yang sama.
Vonis Irwanus jauh lebih lebih ringan dari tuntutan 5 tahun yang diminta JPU.
Setelah menerima putusan itu, Ferry, Irwanus, dan JPU memilih untuk menimbang terlebih dahulu sebelum memutuskan mengajukan banding atau tidak.
Sementara hingga berita ini diturunkan, 5 tahanan politik Papua lainnya masih mengantre untuk disidangkan.
Diketahui, 7 tapol Papua akan menjalani sidang putusan di Ruang Cakra, PN Balikpapan melalui teleconference sejak pukul 09.00 WITA, ketujuh tapol tetap akan berada di Rutan Klas II B Balikpapan, Kalimantan Timur.
Baca Juga: Jelang Vonis 7 Tapol Papua, Amnesty Minta Negara Penuhi Janji Jokowi
Ketujuh tapol tersebut mendapat tuntutan penjara dengan masa tahanan yang berbeda; Mantan Ketua BEM Universitas Cendrawasih Ferry Kombo (10 tahun), Presiden Mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Jayapura (USTJ) Alex Gobay (10 tahun), Hengky Hilapok (5 tahun), Irwanus Urobmabin (5 tahun).