"Kalau ada ulama-ulama yang mengatakan ini mau ngetes umat kelihatannya. Jadi harus menunjukkan taring seperti Abdul Somad ngomong kayak gitu. Jadi manusiawi, wajar," terang Aboe Bakar.
Meski begitu, ia mengapresiasi langkah Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan juga aparat TNI yang mengambil langkah tegas untuk melawan kelompok berpaham komunisme.
"Menurut saya, ini ada luka sejarah yang dalam di bangsa ini. Jangan lupakan sejarah, pengalaman pahit kita dalam mempertahankan Pancasila sudah menjadi sumber penting dalam RUU HIP," kata Aboe Bakar.
Lebih lanjut, Aboe Bakar merasa lega Presiden Jokowi telah menujukkan sikap yang bijaksana untuk tidak melanjutkan pembahasan mengenai RUU HIP.
Baca Juga: Timbulkan Kegelisahan, MUI Dorong RUU HIP Dicabut
"Alhamdulillah Pak Jokowi sangat wise, baru kita mau tampil hari ini udah ditunda. Artinya pemimpin kita tahu bahwa rakyat ini kaget, kok secepat itu hamba-hamba ini mau bikin sesuatu," kata Aboe Bakar memungkasi.
Sebelumnya, Pemerintah memutuskan untuk tidak membahas Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila atau RUU HIP yang menjadi inisiatif DPR RI. Pemerintah juga memutuskan untuk tidak mengirimkan surat presiden (surpres) ke DPR RI. Surpres merupakan tanda persetujuan pembahasan RUU HIP di DPR.
"Tidak mengirimkan surat presiden untuk pembahasan itu," kata Menko Polhukam Mahfud MD di kantornya, Selasa.
Sementara mengenai tanggapan UAS soal RUU HIP bisa disimak di sini.
Baca Juga: Pemerintah Minta DPR Tunda Bahas RUU HIP, Wapres Ma'ruf Undang Ormas Islam