Sempat Tertunda, Ini Kisah di Balik Pendirian Patung Bung Karno di Aljazair

Rabu, 17 Juni 2020 | 03:30 WIB
Sempat Tertunda, Ini Kisah di Balik Pendirian Patung Bung Karno di Aljazair
Patung Bung Karno di Aljazair. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Patung Presiden Pertama RI Soekarno berdiri kokoh di Provinsi Aljir, Aljazair, Afrika Utara. Sedianya monumen itu akan diresmikan tepat pada Hari Ulang Tahun Bung Karno, 6 Juni 2020, namun karena pandemi virus corona peresmian itu pun ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.

Sang arsitek, Ridwan Kamil mengungkapkan awalnya pada 2017 proyek pendirian patung Bung Karno akan dibuat di Ekuador karena rakyatnya memiliki rasa hormat dengan Sang Plokamator itu.

Namun karena penentuan lokasi masih dalam proses lobi diplomatik antar Indonesia dan Ekuador maka proyek belum terlaksana.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (Dok. Humas Pemprov Jawa Barat)
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (Dok. Humas Pemprov Jawa Barat)

Tak berselang lama, pada 2017 Ridwan Kamil dihubungi oleh Duta Besar RI untuk Aljazair Safira Machrusah yang menyebut bahwa rakyat Aljazair juga memiliki rasa hormat yang tinggi terhadap Bung Karno khususnya dalam momen Konferensi Asia-Afrika 1955.

Baca Juga: Istri Ajudan Bung Karno Sakit, Prabowo 'Gercep' Kirim Ambulans RI 1

Namun rencana itu tidak langsung dieksekusi, sebab Ridwan Kamil tengah sibuk dalam kontestasi pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018.

Singkat cerita setelah Ridwan Kamil menang di Pilgub Jabar 2018, proses lobi diplomatik yang dilakukan Safira juga berjalan mulus hingga Ridwan Kamil langsung diundang bertemu Gubernur Aljir.

"Nah pas diutarakan itu, gaya saya kalau ngomong saya bawa gambar, jadi ngomong ke si gubernurnya itu bukan cuma gagasan tapi bawa gambar, gambarnya itu yang saya kasih nomor dua," kata Ridwan Kamil dalam diskusi bersama Historia Channel, Selasa (16/6/2020).

Gambar desain patung nomor dua yang dimaksud Ridwan Kamil adalah sebuah patung dada Bung Karno yang dikelilingi lima lingkaran dengan lambang bulan sabit simbol Aljazair yang menandakan hubungan erat kedua negara.

"Saya bilang 'ini ada bulan sabit sebagai salah satu simbol disana, kemudian ada 5 lingkaran menandakan pancasila yaitu simbol falsafahnya orang Indonesia, dan di tengahnya ada sosok Bung Karno yang kita bangun," jelasnya.

Baca Juga: Melihat Pemasangan Patung Raksasa Soekarno di Kota Palu

Penjelasan itu tak memakan waktu lama, Gubernur langsung memerintahkan jajarannya untuk mendampingi Ridwan Kamil dan Safira melakukan survei lokasi keliling kota Ben Aknoun.

"Besoknya saya survey dengan ibu dubes juga, mereka bawa saya ke sebuah jalan yang besar ada bundaran walaupun tidak sebesar bundaran HI (Jakarta)," lanjutnya.

Survei lokasi mereka berujung pada sebuah titik di depan kantor Kementerian Pekerjaan Umum atau di bundaran simpang Jalan Mustapha Khalef Ben Aknoun dan Chemin Arezki Mouri, Kota Ben Aknoun, Provinsi Aljir.

Setelah selesai dengan urusan lokasi, Kang Emil -sapaannya- langsung pulang ke Indonesia dan menghubungi seniman pematung Dolorosa Sinaga.

Kang Emil mengenal Dolorosa dari karyanya di Gedung Astra yang menampilkan patung Bung Karno 3 dimensi dari besi (pixelated). Karya itu bisa dinikmati dari berbagai sisi dan cocok ditempatkan di bundaran simpang Jalan Mustapha Khalef Ben Aknoun dan Chemin Arezki Mouri.

"Kalau kita pakai patung gaya klasik nanti kalau ada mobil dari belakang kayak patung Jenderal Sudirman kan susah, ini disambut oleh punggung, itu kelemahan naruh patung di lalu lintas," tuturnya.

Dolorosa langsung menerima pekerjaannya dengan ukuran tidak lebih dari 4 meter sesuai aturan negara Aljazair, sementara Ridwan Kamil merancang filosofi langscape lima butir pancasila dan bulan sabit dalam satu lingkaran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI