"Ironisnya adalah ketika dunia menghadapi anti-rasisme, di Indonesia korban rasisme menghadapi hukuman penjara yang panjang."
Teuku Faizasyah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, mengatakan kepada ABC "rasisme tidak memiliki tempat di Indonesia" dan membantah semua tuduhan sikap rasis sistemik terhadap orang Papua.
"Insiden penganiayaan orang Indonesia asli Papua adalah peristiwa yang terpisah dan tidak mencerminkan kebijakan Pemerintah," katanya.
"Untuk menyamakan insiden-insiden yang terisolasi itu dengan gerakan global untuk kesetaraan tidak tepat sasaran. Selain itu, para pendukung kampanye Papua adalah mereka yang bertujuan untuk memisahkan provinsi Papua dari Indonesia."
Baca Juga: Besok Sidang Vonis, Kuasa Hukum Berharap Tujuh Tapol Papua Divonis Bebas
Salah satu dari aksi unjuk rasa meminta tahanan politik Papua dibebaskan yang digelar di Yogyakarta, 15 Juni 2020.
Semangat gerakan 'Black Lives Matter' di Indonesia diketahui diadaptasi menjadi beberapa gerakan solidaritas dan advokasi yang berakar pada isu rasisme untuk masalah di Papua, meski tidak melulu soal kemerdekaan Papua.
Senin (15/06) sejumlah aksi protes digelar di beberapa kota di Indonesia, seperti Balikpapan, Jakarta, Yogyakarta, Bogor dan Malang sebagai solidaritas mendesak pembebasan tahanan politik Papua.
Sebelumnya, Lembaga Pers Mahasiswa Teknokra Universitas Lampung, misalnya, menggelar diskusi dengan judul Diskriminasi Rasial terhadap Papua.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) juga menggelar diskusi yang membedah rasisme hukum di Papua.
Baca Juga: Tuntut 7 Tapol Bebas, Solidaritas Pembebasan Papua Gelar Aksi di MA
Menjadi 'sahabat pengadilan' bagi Tapol Papua