Kans Prabowo di Pilpres 2024 Diramalkan Lenyap, Tergerus Anak Muda

Selasa, 16 Juni 2020 | 19:15 WIB
Kans Prabowo di Pilpres 2024 Diramalkan Lenyap, Tergerus Anak Muda
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di perayaan hari ulang tahun ke-12 Partai Gerindra di DPP Gerindra, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2020). (Suara.com/Tyo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Dewan Pengurus LP3ES Didik J Rachbini menilai kalau peluang Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2024 akan lenyap. Pasalnya, Pilpres 2024 justru menjadi pergelutan bagi tokoh-tokoh muda yang elektabilitasnya meningkat seiring adanya pandemi virus Corona (Covid-19) di tanah air.

Didik menjelaskan bahwa tokoh-tokoh muda yang dimaksud ialah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hingga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Elektabilitas mereka secara otomatis meningkat karena adanya pandemi Covid-19 yang secara tidak langsung memperlihatkan kinerja masing-masing dalam penanganan wabah untuk masyarakatnya.

"Saya menganggap peluang Prabowo itu sudah hilang," kata Didik dalam sebuah diskusi virtual, Selasa (16/6/2020).

Baca Juga: Menhan Prabowo Subianto Kunjungan, Sepatunya Bikin Salah Fokus

"Jadi yang menghadapi tantangan sekarang yang berjibaku kemudian berjuang itu adalah Anies Baswedan, Ganjar, Ridwan Kamil, Khofifah. Nah siapa yang paling bagus nanti akan dicatat oleh rakyat dan dicatat oleh media," tambahnya.

Selain kinerja dari masing-masing kepala daerah yang terbilang masih muda, efek dari kekuatan sosial media dan juga media massa berpengaruh kepada elektabilitas tokoh-tokoh muda tersebut hingga lima tahun ke depan.

Bukan tidak mungkin, kekuatan sosial media dan juga media massa itu pernah dibuktikan ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi pertama kali maju di ajang Pilpres 2014. Saat itu, PDIP sempat merencanakan untuk mencalonkan sang ketua umum, Megawati Soekarnoputri untuk maju dalam pilpres.

Akan tetapi, penolakan justru muncul melalui sosial media dan media massa karena nama Jokowi lebih kencang digaungkan. Apalagi saat itu kinerja Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta dianggap bagus bukan hanya masyarakat DKI Jakarta saja.

"Jadi sekarang media sosial, media punya pengaruh besar dalam politik menentukan A, B, C, D," ucapnya.

Baca Juga: Suasana di Rumah Duka Pramono Edhie Prabowo

Didik juga menganggap kalau taji Prabowo sudah hilang bahkan sejak Pilpres 2019. Pasalnya, elektabilitas mantan Danjen Kopassus tersebut tergerus hebat oleh Jokowi yang mendapatkan banyak simpati dari masyarakat sebagai sosok pemimpin yang merakyat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI