Sedih, Guru Tanya Tugas via WA Tak Dijawab, Ternyata Muridnya Left Group

Selasa, 16 Juni 2020 | 15:22 WIB
Sedih, Guru Tanya Tugas via WA Tak Dijawab, Ternyata Muridnya Left Group
Murid left group usai ditanya tugas oleh guru (Twitter).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kisah sedih berikut ini menimpa seorang guru di Malaysia. Ia diabaikan oleh murid-muridnya karena memberikan tugas secara online sehubungan dengan adanya lockdown di negara tersebut.   

Cerita ini terkuak usai putri sang guru membagikan kisah memilukan itu melalui media sosial.

Lewat akun Twitter-nya, putrinya yang bernama Anne @Ms4nne_ itu bercerita tatkala ibunya yang berprofesi sebagai guru tiba-tiba bertanya, mengapa grup Whatsapp yang ia buat bersama murid-murid tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.   

Ia pun kaget dan merasa sedih sekaligus ketika mengetahui grup itu sepi bukan karena telepon pintar milik ibunya rusak, melainkan karena seluruh murid meninggalkan grup atau left group

Baca Juga: Cerita Sedih Viola, Bocah 7 Tahun Pengidap Kelainan Jantung dari Pandeglang

Dikutip dari World of Buzz, Anne pun melampirkan bukti dimana murid-murid ibunya serentak meninggalkan grup dan menyisakan sang guru sendirian di dalam grup tersebut. 

"Ibuku mengirim pesan berisi tugas sekolah kepada murid-muridnya yang tergabung dalam sebuah grup Whatsapp, tetapi murid-murid itu malah meninggalkan grup," kata @MS4nne_ dalam bahasa Melayu. 

Murid left group usai ditanya tugas oleh guru (Twitter).
Murid left group usai ditanya tugas oleh guru (Twitter).

Awalnya, sang ibu hanya bertanya tentang kelanjutan tugas sekolah yang telah ia berikan sebelumnya. Namun, beberapa murid kemudian meninggalkan grup tanpa sepatah kata pun. Akhirnya, hanya tersisa satu orang murid yang ada di dalam grup. 

Tetapi, ketika ia hendak menambah tugas sekolah kepada para siswa, murid terakhir itu juga meninggalkan grup tanpa sepatah kata pun, sama seperti kawan-kawannya. 

Insiden ini membuat Anne merasa sangat sedih. Pasalnya, selama masa lockdown di Malaysia, para guru kerap menerima tuduhan menerima gaji buta. Hal ini diakibatkan sekolah-sekolah yang ditutup selama masa lockdown dan pembelajaran dilakukan secara virtual. 

Baca Juga: Cerita Sedih Pedagang Pantai Carita Pandeglang Dihantui Ketakutan Tsunami

"Aku rasanya ingin menangis waktu ibuku bertanya kenapa murid-muridnya tidak memberikan respon sama sekali. Waktu aku cek, mereka semua ternyata sudah meninggalkan grup," terang Anne.

Namun, berkat ceritanya itu, Anne berhasil membuktikan kepada publik bahwa guru-guru di sana juga mengalami masa sulit selama lockdown. Mereka tidak menerima gaji buta seperti yang dituduhkan karena pembelajaran secara online ternyata juga memiliki banyak masalah. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI