Suara.com - Jakarta telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak 5 Juni lalu.
Di saat berbagai pembatasan sudah dilonggarkan, pasar tradisional di Jakarta dianggap menjadi lokasi paling rentan penularan virus Corona (Covid-19).
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif mengatakan pasar tradisional menjadi rentan karena ramainya jumlah orang di dalamnya. Akibatnya, kontak langsung antara orang yang menjadi penularan paling potensial menjadi semakin sering terjadi.
"Yang paling rentan itu pasar tradisional," ujar Syahrizal saat dihubungi Suara.com, Selasa (16/6/2020).
Baca Juga: Pakar Epidemiologi: PSBB Transisi Bikin Wabah Corona Makin Lama Selesai
Selain itu, pusat perbelanjaan modern atau mal disebutnya malah tidak berisiko sama sekali. Sebab, perbedaan antara mal dan pasar tradisional ada di penerapan protokol kesehatan pencegahan corona dan kesadaran para pengunjung dan penjual.
"Mal itu kan protokol kesehatannya baik pembeli maupun penjual sudah sadar. manajemen mal bagus, SDM bagus, peralatan tersedia," jelasnya.
Menurutnya, yang paling rentan tertular corona di pasar adalah para pedagang. Sebab mereka bisa melakukan kontak langsung dengan 10-20 orang per hari.
Sementara para pembeli disebutnya lebih sedikit karena waktu di pasar tidak terlalu lama. Karena itu menurutnya para penjual harus dilindungi dengan menyediakan sarana seperti pelindung wajah, masker, dan mengatur pergerakan pembeli.
"Jadi pemerintah sebaiknya melindungi penjual dengan cara dicek suhu lah, jalan satu arah, kasih masker dan face shield kepada penjual," pungkasnya.
Baca Juga: Sepekan Transisi New Normal, Pasien Corona Jakarta Hampir Tembus 9 Ribu