Polri Bantah Database Anggota Polisi Dibobol Hacker dan Diperjualbelikan

Selasa, 16 Juni 2020 | 07:51 WIB
Polri Bantah Database Anggota Polisi Dibobol Hacker dan Diperjualbelikan
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Argo Yuwono. (Suara.com/M Yasir).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yowono membantah informasi yang menyebutkan bahwa database anggota Polri telah dibobol dan diperjualbelikan oleh hacker. Dia memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar.

"Nggak ada itu server dibobol, tidak ada dan tidak terbukti," kata Argo saat dikonfirmasi, Selasa (16/6/2020).

Sebelumnya, seorang hacker mengklaim data anggota Polri dibobol. Seluruh data anggota Polri dijual di pasar gelap senilai puluhan juta.

Jual beli data anggota Polri diungkap oleh akun Twitter @secgron. Sang hacker dengan mudahnya bisa mengakses dan mengganti data anggota Polri.

Baca Juga: Database Polisi Dibobol Hacker, Dijual di Pasar Gelap hingga Puluhan Juta

"Halo @DivHumas_Polri saatnya berbenah. Seseorang mengklaim sudah berhasil membobol data seluruh anggota Polri," tulis akun itu seperti dikutip Suara.com, Senin (15/6/2020).

Akun itu mengunggah foto hacker dengan nama Hojatking yang menjajakan data anggota Polri di pasar gelap.

"Hi full access to Indonesia police database with the following capabilities. Changing police details, record overtime for police, remove police from database, add police to database, retire the police."

"(Hai, akses penuh ke database kepolisian Indonesia dengan kemampuan sebagai berikut: mengubah detail polisi, mencatat lembur polisi, menghapus polisi dari database, menambahkan polisi ke database, pensiun polisi)"

Harga akses ke database kepolisian yang dibanderol oleh si hacker juga tak tanggung-tanggung. Untuk mengakses dan mengganti data anggota Polri, sang hacker mematok harga sebesar 1.200 USD atau senilai Rp 17 juta.

Baca Juga: KPU Cek Kondisi Server Usai Jutaan Data Warga Dibobol Hacker

"Sementara untuk informasi bug pada aplikasi tersebut dijual seharga 2.000 USD atay setara Rp 28,5 juta," ungkap @secgron.

Akun tersebut juga mengunggah foto data salah seorang anggota kepolisian yang berhasil dibobol. Data tersebut berisi informasi lengkap anggota kepolisian yang tertulis baru saja dimutasi ke Densus 88.

"Contohnya ini, baru mutasi ke Densus 88 eh datanya sudah bocor," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI