Saat tinggal di rumah perempuan Tionghoa itu, aku harus menangis karena aku merindukanmu. Setelah berhari-hari menangis dan dihukum karenanya, aku tidak menangis lagi. Tiga minggu kemudian aku diadopsi oleh orang tua dari Belanda. Setibanya di Belanda aku sakit tipes dan dirawat di rumah sakit. Inilah awal kehidupanku di Belanda.
Aku berada di tempat yang asing. Aku tidak mengerti bahasanya dan berada dengan orang tua baru. Di sini, aku tetap harus menunggumu untuk datang dan menjemputku. Tahun berganti, harapanku pupus.
Aku beruntung diadopsi oleh ornag tua yang memberikanku kasih sayang yang luar biasa. Tapi, aku tidak pernah melupakanmu ibuku tersayang. Kehangatan dan kasihmu tidak akan pernah hilang dari ingatanku.
Setelah bertahun-tahun, akhirnya aku memberanikan diri memulai pencarian dirimu. Karena selama ini aku bertanya-tanya apa kabarmu, dan bagaimana hidup ini telah memperlakukanmu...
Widyastuti