Perempuan Warga Negara Belanda Tulis Surat Cari Ibu Kandungnya di Indonesia

Senin, 15 Juni 2020 | 21:09 WIB
Perempuan Warga Negara Belanda Tulis Surat Cari Ibu Kandungnya di Indonesia
Widyastuti dan foto masa kecilnya. (Twitter/@taziateresa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Akta lahir Widyastuti. (Twitter/@taziateresa)
Akta lahir Widyastuti. (Twitter/@taziateresa)

Widya kembali melanjutkan proses pencarian ibu kandungnya dengan berbagai cara seperti bergabung di komunitas  adopsi orang Indonesia, berencana melakukan tes DNA dengan sosok 'ibu' yang ditemuinya pada tahu 1991, dan kini Widya mengandalkan sosial media untuk mendapat jawaban pencariannya.

Berikut adalah tulisan surat Widya untuk ibunya.

Surat untuk ibu kandungku

Ibuku tersayang,

Baca Juga: Dapat Petunjuk! Pria Taiwan Cari Pengasuhnya dari Indonesia: Namanya Sartem

Ketika aku menutup mata, aku ingat...

Aku ingat engkau merawatku dengan kehangatan yang luar biasa. Aku ingat Kraton dan berlutut untuk Sultan. Aku ingat bepergian dengan kapal ke atau dari Lampung. Aku ingat menonton TV untuk pertama kalinya di atas kapal, yang merupakan pengalaman yang ajaib bagiku. Aku ingat kepingan kehidupan kita di Lampung, dan rumah yang dikelilingi ladang nanas - yang daunnya tajam sering melukai kakiku.
Aku ingat seorang perempuan yang mengayunkan kedua tangannya ke depan dan belakang dan bertepuk tangan sebagai bagian dari olahraga hariannya. Aku ingat engkau memberiku makan nasi dengan sayuran, dan kadang kita merayakan makanan kita dengan sedikit daging.

Tapu aku juga ingat hari-hari buruk kita...

Aku ingat di penjara bersamamu, tidur di bawah jembatan dan di jalanan Jakarta. Aku ingat engkau marah saat aku kehilangan salah satu alas kaki yang aku punya. Aku tahu engkau kesulitan mencari uang, tapi kamu tidak pernah menyerah. Kadang kamu menitipkanku dengan seorang pengasuh. Aku tau kamu akan selalu menjemputku.

Sampai hari itu...

Baca Juga: Sakitnya Ditinggal Tanpa Pamit, Pria Taiwan Cari Pengasuhnya dari Indonesia

Hari itu kamu membawaku ke stasiun kereta kecil, dan menyuruhku pergi dengan seorang perempuan Tionghoa. Sebagai anak yang baik aku mengikuti perintahmu. Engkau tidak mengucapkan selamat tinggal, jadi aku pikir itu hanya sementara dan engkau akan menjemputku. Seperti yang selalu engkau lakukan. Aku terus menunggu dan menunggu, tetapi engkau tidak kunjung datang...

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI