Suara.com - Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea mengaku dirinya mendapat banyak pertanyaan mengenai kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan.
Mengingat jaksa penuntut umum (JPU) hanya memberikan tuntutan satu tahun penjara kepada dua pelaku yang telah meneror Novel Baswedan.
Meski mendapat banyak pertanyaan, Hotman Paris mengatakan dirinya belum dapat memberikan tanggapan lebih lanjut.
Hal itu disampaikan Hotman Paris ketika melakukan bincang virtual secara live bersama Ustaz Abdul Somad atau UAS, Sabtu (13/6/2020) malam.
Baca Juga: Bahaya Air Keras yang Disiram ke Novel Baswedan, Tak Cuma Kebutaan
Mulanya, UAS berseloroh, kemungkinan Novel Baswedan akan menemui Hotman Paris di Kedai Kopi Johny setelah mengetahui tuntutan dari JPU.
"Seandainya nggak lockdown nih Bang Hotman. Seandainya normal ini suasana, saya yakin mungkin Pak Novel Baswedan datang juga ke Kopi Johny," ujar UAS seperti dikutip Suara.com, Minggu (14/6)
Mendengar pernyataan tersebut, Hotman Paris pun tersenyum.
Sementara UAS yang mengaku tidak memahami ilmu hukum lantas meminta tanggapan Hotman Paris perihal peneror yang disebut tak sengaja menyiramkan air keras ke wajah Novel Baswedan.
"Pasti dia (Novel Baswedan) nanya. Kok bisa orang menyiram (air keras) nggak sengaja. Kira-kira gimana tuh Bang? Saya nggak paham secara hukum," tambah UAS.
Baca Juga: Gak Sengaja Jadi Trending, Publik Ramai Sindir JPU Kasus Novel Baswedan
Tak lama berselang, Hotman Paris merespons pertanyaan UAS. Ia mengaku sebenarnya sudah banyak orang yang menanyakan kasus tersebut melalui Instagram pribadinya.
Namun, Hotman Paris enggan memberikan keterangan lebih lanjut lantaran proses persidangan masih berjalan. Selain itu, ia mengatakan tidak mendalami kasus Novel Baswedan secara khusus.
"Itu banyak pertanyaan. Di IG saya sudah ribuan orang mempertanyakan itu dan diminta untuk memberikan komentar. Tapi karena masih proses persidangan, saya belum bisa memberikan komentar," timpal Hotman Paris.
Mendengar jawaban itu, UAS kemudian mengungkap kejanggalan di balik kasus Novel Baswedan. Kejanggalan itu menurutnya sulit dipercaya oleh nalar.
"Di antara yang sulit untuk saya yang bodoh masalah hukum kovensional ini Bang Hotman. Yang sulit saya percaya itu, bangun pagi itu kan susah payah. Masak dia, bangun pagi membeli air keras," kata UAS.
Meski begitu, UAS menerima respons Hotman Paris yang belum bersedia memberi tanggapan.
"Tapi karena Bang Hotman belum mendalami, saya belum bisa juga memaksa bang Hotman," terang UAS.
Sebelumnya, dua tersangka penyiraman air keras kepada Novel Baswedan yakni Ronny Bugis dan Rahmat Kadir Mahulette dituntut satu tahun penjara oleh JPU dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (11/6).
Tuntutan tersebut dianggap sejumlah pihak tidak objektif. Bahkan buntut dari hal itu, Novel Baswedan menagih sikap Presiden Jokowi.
Melalui cuitan di akun Twitter miliknya, @nazaqistsha, Novel meminta respon dari Jokowi atas tuntutan JPU itu.
"Pak Presiden Jokowi, proses penegakan hukum hingga tuntutan 1 tahun terhadap penyerang saya, apakah seperti itu penegakan hukum yang bapak bangun atau ini ada rekayasa/masalah dibalik proses itu?" cuit Novel, Sabtu (13/6)
Ia menambahkan, "Sebaiknya bapak merespon agar ini jelas."
Novel, dalam cuitan itu, merespons unggahan akun Twitter @paijodirajo yang membagikan video Presiden Joko Widodo tahun 2017 lalu.
Dalam video itu, Jokowi mengutuk keras tindakan penyerangan kepada Novel. Jokowi juga memerintahkan Kapolri untuk mencari siapa pelaku peneror Novel.
Akun @paijodirajo menulis, "Ini respon pertama Presiden @jokowi pada tanggal 11 April 2017, beberapa jam setelah Novel Baswedan diserang air keras. 'TINDAKAN BRUTAL', katanya," imbuhnya.