Suara.com - Lagu "Balonku" tengah diributkan warganet pasca video seorang pemuka agama viral di media sosial. Penceramah itu menuduh lagu "Balonku" mengajak anak-anak untuk benci Islam.
Tapi stand up komedian atau komika sekaligus dosen, Irvan Kartawiria punya pendapat sendiri. Ia berusaha menjelaskan sains pada lagu "Balonku".
Penjelasan itu disampaikan Irvan dalam unggahan di akun Twitter miliknya, @IrvanKarta, pada Jumat (12/6/2020).
"Balonku Ada Limaa," cuit Irvan yang melampirkan gambar penjelasan lirik lagu "Balonku".
Baca Juga: Lagu Balonku Dianggap Ajak Anak Benci Islam, Husein Jafar: Jangan Nuduh
Gambar itu dipercantik dengan ilustrasi lima balon yang masing-masing berwarna hijau, kuning, kelabu, merah muda dan biru. Kelima balon terikat pada sebuah cangkir.
Pria lulusan ITB ini menjelaskan warna-warna yang berbeda pada balon dikarenakan adanya perbedaan panjang gelombang.
"Spektrum warna dan panjang gelombang. Hijau: 495-570 nm. Kuning: 570-590 nm. Merah muda: 620-750 nm. Dan biru: 450-495 nm," tulis Irvan.
Gambar ilustrasi itu memperlihatkan balon hijau meletus. Menurut Irvan, balon dapat meletus karena tekanan udara rata-rata balon tiup sebesar 1 psi gauge atau sekitar 15 psi absolut.
"Kalau ada bocor kecil mendadak, tekanan di dalam balon berkurang dengan cepat dan merusak elastisitas 'kulit' balon: balon meletus," katanya.
Baca Juga: Viral Ceramah Cemara Pohon Natal, Fiersa Besari: Pohon Cemara Salah Apa?
Irvan juga menjelaskan penggalan lirik berikutnya. "Hatiku sangat kacau. Gangguan suasana hati ringan, diduga nilainya kurang dari 17 pada Hamilton anxiety rating scale (HAM-A)"
Kemudian bagian lirik "Balonku tinggal 4", menurutnya bisa dikaitkan dengan konsep pengurangan pada bilangan bulat.
Sementara "Kupegang erat-erat", kekuatan rata-rata genggaman anak-anak di bawah 20 kg, menurut Irvan.
Pada bagian pojok bawah, Irvan menambahkan kata-kata menarik, yaitu "Pusing? Sama."
Warganet pun mengomentari unggahan Irvan ini. Mereka justru meminta Irvan untuk menjelaskan lagu-lagu lainnya.
"Informatif sekali...Cukup menjelaskan tentang fenomena meletus balon hijau dan hatiku sangat kacau...Pe Er nya masih satu lagi tentang penjelasan naik ke Puncak gunung pak," komentar @andy_carik.
"Maaf pak di tempat saya meletus balon hijau 'derr' bukan 'dorr'. Apakah ini karena perbedaan frekuensi atau kerapatan udara sebagai media penghantaran suara?" tulis @Recklys_My_Day.
"Versi medium overthinking (overthinking bahasa): Hijau dan kacau sama-sama punya akhirnya '-au' alias berima untuk menjadi lagu. Jadi hijau dipilih pencipta lagu (AT Mahmud) meletus duluan," tulis @_fireshare.