Organisasi non-pemerintah, Egyptian Initiative for Personal Rights (Inisiatif untuk Hak-Hak Pribadi Mesir) meminta gadis tersebut segera dibebaskan dan menuntut agar diperlakukan sebagai korban pemerkosaan dan penyintas.
Tidak lama kemudian jaksa mengumumkan bahwa gadis tersebut telah dipindahkan dari tahanan ke pusat rehabilitasi perempuan korban pelecehan dan kekerasan.
Pengacara hak asasi manusia Tarek al-Awadi mengatakan kasus penangkapan tersebut menunjukkan bagaimana masyarakat yang sangat konservatif dan religius bergulat dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi modern.
"Ada revolusi teknologi yang terjadi dan legislator perlu memperhitungkan lingkungan yang terus berubah," kata Awadi.
Baca Juga: Terjebak di Indonesia, Taqy Malik Sampai Tak Bisa Ujian di Mesir
Sejak Presiden Abdel Fatah al-Sisi berkuasa pada tahun 2014, ratusan jurnalis, aktivis, pengacara dan intelektual telah ditangkap dan banyak situs web diblokir atas nama keamanan negara.