MHKI Khawatir OTG Positif Meningkat Signifikan

Kamis, 11 Juni 2020 | 21:08 WIB
MHKI Khawatir OTG Positif Meningkat Signifikan
Ilustrasi corona dan peta Indonesia
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo meminta Tim Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 bekerja keras untuk tidak terjadi gelombang kedua penyebaran Virus Corona di Indonesia. Namun, angka kasus baru Virus Corona semakin melejit menjelang penerapan New Normal.

Data menunjukan, angka kasus Covid-19 bertambah 1.241 orang dalam sehari, sehingga totalnya kini mencapai 34.316 Orang.

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) Mahesa Paranadipa menilai, Indonesia saat ini belum melewati gelombang pertama kasus penyebaran Virus Corona karena grafik masih menanjak dan belum mencapai puncak.

"Jadi tidak bisa dikatakan akan memunculkan gelombang baru, jika gelombang awal pun belum terlewati," kata Mahesa kepada Suara.com, Kamis (11/6/2020).

Baca Juga: Jokowi Akan Terapkan New Normal, MHKI: Jangan Memaksa

Mahesa mengatakan, yang lebih mengkhawatirkan adalah orang tanpa gejala (OTG) yang belum terdeteksi tes PCR, lantaran kemungkinan besar jumlahnya lebih banyak. Warga berstatus OTG itu kini berinteraksi dengan orang lain.

"Nah, jumlah OTG yang belum terdeteksi PCR ini yang saya khawatirkan," ujarnya.

Dia menambahkan, ribuan kasus baru terdeteksi karena pemeriksaan PCR ditambah per hari. Pemerintah menaikan pemeriksaan dari hanya 3.000 hingga 4.000 per hari ditingkatkan menjadi di atas 10.000 per hari.

"Namun jika membandingkan dengan negara lain, kemampuan pemeriksaan PCR di Indonesia masih tertinggal jauh," ungkapnya.

Menurutnya dengan jumlah penduduk jauh lebih banyak dari negara lain, seharusnya pemerintah bisa meningkatkan kemampuan pemeriksaan agar proses tracing bisa lebih cepat.

Baca Juga: Usia 45 Tahun ke Bawah Bebas Beraktivitas, MHKI: Ini Berbahaya

Sebagai catatan, hal terpenting dari kecepatan pemeriksaan adalah tim medis di rumah sakit dapat dengan cepat menegakkan diagnosis dan tatalaksana lebih lanjut dalam menangani pasien.

"Diagnosis PDP yang ditegakkan di RS tanpa konfirmasi PCR saat ini mulai menimbulkan masalah, sebagian masyarakat tidak terima sanak keluarganya ditetapkan sebagai PDP. Delay hasil PCR rata-rata masih di atas lima hari baru diterima oleh tim medis di RS," ungkapnya.

Berikut data tes PCR enam negara tetangga per 19 Mei 2020:

  1. Malaysia 443.263 tes dari 32.315.733 penduduk
  2. Thailand 286.008 tes dari 69.779.718 penduduk
  3. Vietnam 275.000 tes dari 97.234.232 penduduk
  4. Singapura 246.254 tes dari 5.844.888 penduduk
  5. Filipina 244.800 tes dari 109.403.890 penduduk
  6. Indonesia 202.936 tes dari 273.176.544 penduduk

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI