Tak Mangkal, Cara PSK Jingga Tetap Dicari Pria Hidung Belang saat Corona

Kamis, 11 Juni 2020 | 19:09 WIB
Tak Mangkal, Cara PSK Jingga Tetap Dicari Pria Hidung Belang saat Corona
Wanita PSK bernama Jingga (nama samaran) saat diwawancara Suara.com di sebuah hotel Melati di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Suarac.com/Arga).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah hotel melati yang terletak di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat menjadi lokasi wara-wiri seorang wanita pekerja seks komersial (PSK) bernama Jingga (nama samaran)untuk melayani para pelanggannya.

Pandemi Corona (Covid-19) yang sudah berbulan-bulan melanda Ibu Kota hingga banyak ratusan jiwa melayang, tak menyurutkan hati wanita berusia 43 tahun itu untuk mengais rezeki di dunia prostitusi.

Tempat pukul 21.00 WIB di hari Selasa (9/6/2020), jurnalis Suara.com pun mencoba mengajak Jingga bertemu dengan menyewa di kamar bernomor 205. Kamar itu berada di lantai hotel. Ruangan kamar tersebut tidak terlalu besar, cuma kasur springbed berukuran sedang dengan AC yang tidak terlalu dingin. Kamar ini tanpa televisi.

Sebelum itu, sempat terjadi tawar-menawar hingga akhirnya negosiasi kami bertemu di angka Rp 350 ribu untuk dua kali permainan. Uang ratusan itu di luar biaya sewa kamar hotel Rp 100 ribu untuk transit selama dua jam.

Baca Juga: Polisi Peneror Air Keras Dituntut 1 Tahun, Kubu Novel: Peradilan Sandiwara!

Lima menit berselang, Jingga mengirim pesan singkat. Dia mengaku sudah berada di depan kamar.

"Mas tolong buka pintunya, saya baru sampai."

Hampir tiga tahun Jingga tinggal di Ibu Kota. Dia menyewa rumah kontrakan di kawasan Karet, Jakarta Pusat bersama kakaknya. Perempuan 43 tahun ini datang dari Ngawi, Jawa Timur ke Jakarta untuk mengadu nasib.

Dia mencari peruntungan sebagai PSK di sekitar kawasan Tanah Abang. Memilih jalan sunyi di bisnis lendir adalah pilihan terakhir yang bisa dia lakoni.

Dalam praktiknya, Jingga bukanlah PSK yang biasa mangkal di pinggir jalan. Baginya, dunia luar seperti jalan raya merupakan kengerian yang tak bisa ditakar. Dia memilih untuk menghindari kejahatan jalanan seperti copet atau bahkan cibiran orang-orang sekitar.

Baca Juga: 2 Polisi Penyiram Air Keras Dituntut 1 Tahun Bui, Novel Baswedan Murka!

Dia memilih aplikasi Michat untuk menjajakan jasa esek-eseknya ke pria hidung belang. Meski juga rentar terpapar tindak kejahatan, Jingga tetap nyaman bertransaksi melalui Michat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI