Kesal Listrik Melonjak, Publik: Grafiknya Kok Hampir Sama Penyebaran Covid?

Dany Garjito | Husna Rahmayunita
Kesal Listrik Melonjak, Publik: Grafiknya Kok Hampir Sama Penyebaran Covid?
Ilustrasi tagihan listrik. (Shutterstock)

"Bukan ekonomi yang meroket. Ini malah tagihan listriknya yang meroket," kata warganet.

Suara.com - Protes warga mengenai kenaikan listrik masih bergema di media sosial. Terbaru yakni mengenai grafik kenaikan listrik yang disebut-sebut serupa dengan penyebaran virus Covid-19.

Tanggapan menohok itu muncul dalam cuitan yang dibagikan oleh dokter Berlian Indris melalui akun Twitter pribadinya @berlianidris, Rabu (10/6/2020).

Kala itu, dr Berlian mempertanyakan tagihan listrik di rumahnya yang melonjak drastis di bulan Juni kepada PLN.

Dia mengkritisi klaim yang menyebutkan bahwa kenaikan listrik disebabkan oleh kegiatan work from home (WFH) selama pandemi virus corona.

Baca Juga: Dari COP29 Azerbaijan, PLN Boyong 5 Kerja Sama Strategis untuk Transisi Energi di Tanah Air

Menurutnya, klaim tersebut masuk akal bila dikaitkan dengan kenaikan listrik di bulan April, tidak untuk bulan Juni  di mana masyarakat mulai memakai listrik secara normal.

"Hai @pln_123, tagihan listrik melonjak luar biasa dijelaskan kenapa? Bila alasannya peningkatan karena WFH kenaikan dari Maret ke April mungkin masih bisa diterima, tapi tagihan bulan ini dengan pola pemakaian yang sama rasanya tidak masuk akal," cuit dr Berlian seperi dikutip Suara.com

Sebagai bukti atas keluhannya, dr Berlian lalu menyertakan bidikan layar grafik kenaikan listrik di rumahnya selama beberapa bulan terakhir.

Dalam grafik tersebut, tampak kenaikan listrik secara drastis dari bulan Maret 2020 ke Mei 2020.

Ia pun semakin dibuat heran, ketika mengetahui bahwa tagihan listriknya membengkak hampir dua kali lipat di bulan Juni.

Baca Juga: Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2040

Padahal dari bidikan layar pesan yang diterima via WhastApp, pihak PLN menjelaskan bahwa pelanggan yang tidak melakukan Baca Meter Mandiri pada periode yang ditentukan, maka tagihan listrik untuk bulan berjalan akan dihitung berdasarkan pemakaian selama 3 bulan terakhir.

Maka dari itu, dr Berlian meminta penjelasan dari pihak PLN mengenai tagihan listrik rumahnya yang melonjak.

"Kalau digunakan rerata 3 bulan terakhir, tagihan Juni jauh melampaui jumlah tsb. Tagihan 3 bulan terakhir: Maret: Rp. 1.219.369, April: Rp. 1.166.488, Mei: Rp. 1.717.070. Rerata 3 bln terakhir: Rp. 1.367.742, sedangkan tagihan Juni: Rp. 2.378.079. Jadi apa penjelasannya  @pln_123?," imbuhnya.

Dokter ungkap grafik kenaikan listrik di rumahnya yang melonjak. (Twitter)
Dokter ungkap grafik kenaikan listrik di rumahnya yang melonjak. (Twitter)

Cuitan dr Berlian seketika menuai respons khalayak. Seorang warganet justru dibuat salah fokus dengan grafik tagihan listik dokter tersebut hingga mengaitkannya dengan grafik penyebaran corona.

"Ini grafik penyebaran Covid apa grafik pemakaian. Kok hampiir sama? naik terus," celoteh @SatriaDwi***.

Sementara itu warganet lainnya justru memberikan sindiran kepada pemerintah.

"Bukan ekonomi yang meroket. Ini malah tagihan listriknya yang meroket," kata @ex_or***.

Adapun warganet lain meminta dr Berlian untuk mengecek ulang meteran listrik rumahanya setelah melihat angka Kwh yang naik.

"Itu pemakaian Kwhnya naik tinggi dok. Dari 1.1000an ke 1.500an. Mungkin nanti bisa dicek rutin di meteran listriknya sesuai apa dengan tidak dengan tagihan listriknya," tulis @DimasA***.