Tak Terdeteksi, Banyak Pasien Corona Inggris Meninggal dan Busuk di Rumah
Ada puluhan bahkan ratusan kematian lansia yang tak terdeteksi karena hidup sendirian.
Suara.com - Angka kematian akibat virus corona covid-19 di Inggris cukup tinggi. Menurut catatan The Guardian, jumlahnya melebihi 40 ribu jiwa pada Minggu (07/06/2020).
Sejumlah di antara mereka adalah para lansia yang hidup seorang diri dan kematiannya tak terdeteksi.
Masih dari sumber yang sama, para lansia itu baru ditemukan setelah tubuhnya membusuk dan mengeluarkan aroma menyengat. Kematiannya diperkirakan terjadi dua minggu yang lalu.
Ahli patologi senior di London dan ketua komite investigasi kematian di Royal College of Pathologists, Dr Mike Osborn mengatakan sebagian besar lansia menghindari keluar rumah karena takut dengan virus corona.
Baca Juga: Sedang Mabuk, Dua Tentara Kedapatan Berhubungan Intim di Dalam Helikopter Apache
Mereka yang hidup sendirian kemudian terisolasi tanpa pengawasan sehingga kematiannya tak terdeteksi.
"Orang-orang (kemudian) tergeletak tanpa diketahui selama pandemi selama tujuh hingga 14 hari," ujarnya.
"Saya telah melihat banyak kasus seperti ini di mana tubuh membusuk, dalam wabah covid dan juga melakukan postmortem dalam kasus 'permintaan Covid' (di mana penyakit itu diduga)," lanjut Dr Mike.
Dekomposisi membuat proses identifikasi penyebab kematian jadi sulit, namun ia dapat memastikan beberapa kematian tersebut adalah akibat dari Covid-19.
Dr Mike percaya bahwa ada puluhan kasus seperti ini terjadi di London selama bulan Maret, April dan Mei. Lansia yang ditemukan meninggal seorang diri berusia lebih dari 60-an.
Baca Juga: Pujian Trump pada Bahasa Inggris Prabowo Jadi Kontroversi, Justru Dianggap Rasis?
"Mereka tidak tinggal bersama orang yang dicintai dan tampaknya tidak memiliki banyak kerabat dekat. Beberapa orang digambarkan sebagai tetangga yang penyendiri atau berkaitan dengan hal-hal pribadi dan semacam itu," ujarnya.
"Seringkali mereka ditemukan oleh tetangga karena tidak melihat tanda-tanda kehidupan dan menelepon ambulans atau polisi atau keduanya, yang kemudian masuk dan menemukan almarhum."
Sementara itu direktur amal dari Age UK, Caroline Abrahams mengatakan kasus lansia yang ditemukan meninggal seorang diri selalu jadi perhatian NHS. Dikatakan jika para lansia itu tak semuanya meninggal akibat virus corona.
Ada juga yang memiliki riwayat kesehatan lain seperti skizofrenia atau depresi. Beberapa juga diduga menggunakan narkoba, alkohol atau bahkan keduanya.
Kepala Royal College of GPs, Prof Martin Marshall mengaitkan kematian ini dengan lockdown yang berlaku di Inggris sejak 23 Maret. Aturan ini melarang kunjungan ke rumah-rumah kerabat dan para lansia ini terlalu takut untuk meminta pertolongan NHS meski mereka membutuhkannya.
"Pandemi Covid-19 juga menciptakan epidemi kesepian, tidak hanya untuk orang tua," ungkap Marshal sembari mendesak orang-orang untuk mengawasi kesejahteraan tetangga yang hidup seorang diri.
"Jika memungkinkan, kami akan meminta orang untuk memeriksa tetangga mereka, dengan langkah-langkah sosial yang tepat dan memperingatkan pihak berwenang jika mereka memiliki masalah," lanjutnya.
Salah satu dari 30 dokter yang mencatat kematian mengatakan ada sekitar 700 orang yang meninggal di rumah sendirian di London selama pandemi. "Kolega memiliki kasus orang tidak ditemukan selama lima atau bahkan tujuh hari. Kadang-kadang mereka ditemukan oleh seseorang karena mencium aroma tak sedap."