Korban Teori Konspirasi, Pria Bakar Pemancar 5G dan Berakhir di Penjara

Selasa, 09 Juni 2020 | 20:31 WIB
Korban Teori Konspirasi, Pria Bakar Pemancar 5G dan Berakhir di Penjara
Ilustrasi jaringan 5G. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pria berusia 47 tahun dihukum 3 tahun penjara karena membakar tiang pemancar 5G milik Vodafone.

Menyadur BBC pada Selasa (09/06/2020), pria bernama Michael Whitty ini meyakini radiasi pemancar 5G adalah penyebab Covid-19.

Berdasarkan hasil pemeriksaan riwayat ponsel, diketahui Michael Whitty tengah mendalami teori konspirasi terkait virus covid-19. Polisi juga menemukan bukti lain berupa pemantik api.

Tak cuma itu, polisi juga menemukan fakta Whitty menghabiskan banyak waktu untuk meneliti teknologi 5G dan bertukar informasi dalam sebuah diskusi online.

Baca Juga: Apa Kata Ahli Epidemiologi Indonesia Soal Teori Konspirasi Covid-19?

Jaksa Simone Christie mengatakan, ada tiga orang yang melarikan diri dari kasus ini tapi dua orang lainnya belum terlacak.

Dengan begitu, Whitty jadi orang pertama di Inggris yang dihukum karena membakar tiang pemancar 5G.

Kerugian yang ditimbulkan atas kerusakan ini mencapai ratusan juta karena tiang pemancar tak beroperasi selama 11 hari.

Ilustrasi Virus Corona. [Shutterstock]
Ilustrasi Virus Corona. [Shutterstock]

Sebelumnya, pada awal April lalu beredar teori konspirasi yang menyebut Covid-19 tidak disebabkan oleh virus melainkan dampak dari radiasi sinyal 5G.

Teori ini turut disebarkan oleh penyanyi asal Amerika, Keri Hilson. Dalam Twitternya yang diikuti oleh 4,2 juta followers, ia mengaitkan penyebaran virus corona dengan efek yang ditimbulkan dari radiasi tower pemancar jaringan 5G.

Baca Juga: Semakin Menyebar, Teori Konspirasi Virus Corona Sekarang Ada di TikTok!

"Orang-orang telah mencoba memperingatkan kita tentang 5G selama bertahun-tahun. Petisi, organisasi, studi...apa yang kita alami adalah efek dari radiasi," tulis Hilson dalam Twitter pribadinya.

Ilustrasi jaringan 5G (Shutterstock).
Ilustrasi jaringan 5G (Shutterstock).

Sebuah lembaga pengecek fakta dari Inggris, FullFact menegaskan sinyal 5G tak ada kaitannya dengan virus corona dan teori konspirasi itu tak masuk akal.

Hal senada juga disampaikan Brendan Carr dari Federal Communications Commission. Ia  mengatakan virus corona menyebar dari kontak langsung antar manusia, bukan dari gelombang radio seperti isi teori konspirasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI