Singgung 7 Dosa Sosial di Tengah Covid, Alissa Wahid: Parpol Tidak Bersuara

Selasa, 09 Juni 2020 | 18:36 WIB
Singgung 7 Dosa Sosial di Tengah Covid, Alissa Wahid: Parpol Tidak Bersuara
Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid. [Suara.com/Stephanus Aranditio]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Alissa Wahid, Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur mengungkapkan 7 Dosa Sosial ala Mahatma Gandhi justru tampak ketika masyarakat dihadapi pandemi virus Corona (Covid-19). Salah satu yang ia temukan ialah ketika partai politik justru sunyi disaat adanya pandemi.

Alissa mengatakan bahwa ketika kehidupan normal masyarakat dihantam dengan adanya pandemi Covid-19, kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik pun jadi bermunculan. Ia senang dengan menggunakan konsep yang dipopulerkan Mahatma Gandhi yakni 7 Dosa Sosial.

7 Dosa Sosial itu ialah bersenang-senang tanpa nurani, pengetahuan tanpa karakter, berdagang tanpa moralitas, perkembangan ilmu tanpa kemanusiaan, agama tanpa pengorbanan dan politik tanpa prinsip.

"Sekarang keliatan banget dalam situasi krisis ini kita ngelihat sekali. Kita ngelihat bagaimana partai politik tidak ada suaranya," kata Alissa saat berdiskusi secara virtual, Selasa (9/6/2020).

Baca Juga: Bertambah 1.043 Orang, 232 Kasus Covid-19 Terbanyak Ditemukan di Jakarta

"Jadi, enggak keluar gitu. Terus berdagang tanpa moralitas kan kita selama ini juga begitu, yang penting kaya, bahkan bersenang-senang tanpa nurani itu bisnis yang booming sebelum ini kan bisnis yang orientasinya pleasured yah. Kenyamanan, dan tanpa batas," tambahnya.

Dengan adanya pandemi Covid-19, ia menilai justru membuat manusia kembali berpikir kebutuhan mendasar mana yang harus diprioritaskan ketimbang mempertahankan 7 dosa sosial itu sendiri.

Alissa juga sempat menyinggung soal adanya agenda Sustainable Development Goals (SDGs) atau rencana aksi global yang disepakati mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan hingga 2030. Rencana itu sudah disepakati para pemimpinan dunia.

Ada lima kerangka pemikiran SDGs yang diperlukan yakni people, prosperity, partnership, peace dan planet.

Menurutnya lima kerangka pemikiran itu bisa menjadi pegangan ke depannya untuk masyarakat yang sedang menjalankan kehidupan tatanan baru atau New Normal.

Baca Juga: Inggris Akan Buat Studi Penyebaran Virus Corona Covid-19 di Sekolah

"Bahkan bagaimana mengorganisir diri itu akan menjadi kekuatan great reset dan kekuatan Indonesia yang ke depannya gitu," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI