Pada mulanya, negara-negara yang bisa bereaksi cepat terhadap krisis dan memiliki tingkat kesiapsiagaan darurat yang tinggi menempati peringkat tertinggi.
Kekinian, negara-negara dengan ekonomi tangguh berada di peringkat yang lebih tinggi.
Berikut adalah 100 Negara Paling Aman dari COVID-19, menurut Deep Knowledge Group:
- Swiss
- Jerman
- Israel
- Singapura
- Jepang
- Austria
- Cina
- Australia
- Selandia Baru
- Korea Selatan
- Uni Emirat Arab
- Kanada
- Hongkong
- Norwegia
- Denmark
- Taiwan
- Arab Saudi
- Hungaria
- Belanda
- Vietnam
- Kuwait
- Islandia
- Bahrain
- Finlandia
- Luksemburg
- Qatar
- Liechtenstein
- Polandia
- Lithuania
- Malaysia
- Latvia
- Slovenia
- Oman
- Yunani
- Estonia
- Kroasia
- Turki
- Irlandia
- Georgia
- Siprus
- Chili
- Montenegro
- Republik Ceko
- Malta
- Spanyol
- Portugal
- Thailand
- Bulgaria
- Greenland
- Meksiko
- Uruguay
- Vatikan City
- Italia
- Serbia
- Filipina
- India
- Rumania
- Amerika Serikat
- Republik Slovakia
- Perancis
- Rusia
- Argentina
- Belarus
- Monako
- Swedia
- Ukraina
- Gibraltar
- Britania Raya
- Afrika Selatan
- San Marino
- Kazakhstan
- Bosnia dan Herzegovina
- Iran
- Ekuador
- Azerbaijan
- Mongolia
- Libanon
- Belgium
- Andorra
- Cayman Islands
- Armenia
- Moldova
- Myanmar
- Bangladesh
- Srilanka
- Mesir
- Tunisia
- Albania
- Yordania
- Panama
- Brazil
- Maroko
- Aljazair
- Honduras
- Paraguay
- Peru
- Indonesia
- Kamboja
- Laos
- Bahama
Laporan lengkap tersedia di sini.
Baca Juga: Tagihan Listrik Rumahnya Melonjak, Fadli Zon: PLN Harus Transparan
BACA JUGA: Potret Ngenes Zimbabwe, Hadapi Pandemi Dalam Kelaparan dan Kekeringan
Perlu diingat bahwa ini hanya penilaian risiko satu organisasi, dan risiko di berbagai wilayah di dalam negara juga akan berbeda.
Sebagai contoh, New York City adalah pusat risiko COVID-19 sebulan lalu, sementara Montana relatif jauh lebih aman.
Wilayah berisiko tertinggi saat ini, menurut laporan itu adalah Afrika Sub-Sahara dan Amerika Selatan, serta beberapa negara di Timur Tengah dan Asia Pasifik.
Baca Juga: Pengamat HAM Unair Sebut Indonesia Hari Ini Kembali ke Era Otoritarianisme