Putri Papua Orasi di Aksi Anti Rasis Australia: Kami Alami Tragedi Floyd

Selasa, 09 Juni 2020 | 15:07 WIB
Putri Papua Orasi di Aksi Anti Rasis Australia: Kami Alami Tragedi Floyd
Cindy Makabiry berorasi di tengah demo anti-rasis. (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Video yang menampilkan seorang perempuan asli Papua berorasi di tengah demontrasi anti-rasisme di Australia, viral di media sosial.

Salah satunya dibagikan oleh pengacara cum aktivis HAM Veronica Koman melalui akun Twitter pribadinya @VeronicaKoman, Selasa (9/6/2020).

Dalam video berdurasi 2 menit 10 detik tersebut, seorang perempuan bernama Cindy Makabory berpidato di depan massa aksi gerakan Black Lives Matters.

Mereka menujukkan solidaritas atas kematian George Floyd, pria beretnis Afro-Afrika di Amerika Serikat, yang meninggal dunia karena dianiaya polisi.

Baca Juga: Usia 23 Tahun Penghasilan Sudah Rp1 M, Indra Kesuma Pernah Jadi Korban Tipu

Setelah diberi kesempatan untuk berorasi, Cindy membuka pidato dengan pengakuan bangga menjadi seorang perempuan berkulit hitam.

"Nama saya Cindy Makabory. Saya bangga lahir dari pasangan pribumi berkulit hitam dari Melanesia," ucapnya dalam bahasa Inggris seperti dikutip Suara.com.

Cindy Makabiry berorasi di tengah demo anti-rasis. (Twitter)
Cindy Makabiry berorasi di tengah demo anti-rasis. (Twitter)

Cindy yang berpakaian serba hitam lantas menyampaikan terima kasih telah diberi kesempatan menyuarakan anti-rasisme.

Cindy mengakui, dikriminasi rasial yang terjadi di Amerika Serikat dan Australia telah mengingatkannya pada tragedi terhadap mahasiswa Papua di Indonesia.

"Kejadian tidak manusiawi yang menimpa George Floyd mengingatkan saya pada sebuah insiden bulan Juli 2016. Seorang pria berkulit hitam dari Papua Barat kepalanya diikat oleh polisi sebelum ditangkap dalam pengepungan yang terjadi di asrama mahasiswa Yogyakarta, Indonesia," kata Cindy yang menahan air mata.

Baca Juga: Bos Bappenas Tak Ingin Program Bantuan Pemerintah ke Perbankan Senasib BLBI

Berkaca dari serangkaian kejadian tersebut, Cindy memahami rasa sakit hati dan amarah publik ketika melihat saudaranya yang berkulit hitam mendapat perlakuan tidak manusiawi. 

"Faktanya lebih dari 400 orang Aborigin and Torres Strait Islander telah meninggal. Tidak ada satu pun dari kehidupan ini yang seharusnya hilang. Di sini kita memahami dan berbagi perasaan kehilangan itu," imbuhnya.

Secara singkat, ia lantas menceritakan tentang pelanggaran HAM yang terjadi di Papua yang menurutnya jauh dari sorotan media.

"Selama 58 tahun kependudukan militer Indonesia, warga Papua mengalami penderitaan rasisme dan pelanggaran HAM. Pelanggaran itu telah menyebar luas," kata Cindy.

Karena banyaknya orang Papua yang menjadi korban, Cindy mengatakan genosida bergerak meski secara lamban di Asia Pasifik.

Pada akhir orasinya, Cindy  meminta massa untuk mengangkat tangan kiri tanda dukungan terhadap perjuangan pembebasan nasional Papua Barat.

"Bebaskan Papua Barat, bebaskan Papua Barat," teriak massa aksi.

"Jika kalian meneriakkan kemerdekaan Papua Barat, otoritas Indonesia akan menganggap Anda sebagai separatis," kaya Cindy menimpali.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Suara.com, orasi Cindy ini disampaikan dalam aski Black Lives Matter yang serentak digelar di Australia pada Sabtu (6/6) pekan lalu.

Aksi Cindy tersebut menyita perhatian warganet. Selengkapnya, video orasi Cindy bisa dilihat di sini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI