Selama Masa Pandemi, Kehidupan Penyandang Difabel Paling Rentan Terdampak

Selasa, 09 Juni 2020 | 14:07 WIB
Selama Masa Pandemi, Kehidupan Penyandang Difabel Paling Rentan Terdampak
Ilustrasi penyandang disabilitas.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kaji cepat ini pun menemukan terputusnya difabel terhadap berbagai layanan publik seperti layanan terapi, berbelanja, berkegiatan sosial. Bahkan hingga di sektor pendidikan, di mana sekolah luar biasa yang tidak mempunyai cukup sarana untuk melakukan pembelajaran daring maupun jarak jauh, meniadakan proses pembelajaran. Selain itu, akses platform pembelajaran online juga menjadi kendala serius yang ditemukan.

Selain mengidentifikasi dampak Covid-19, kaji cepat ini juga memetakan potensi kontribusi difabel dalam upaya penanganan pandemi Covid-19. Ditemukan sekitar 64 persen responden yang menyatakan kesediaan untuk berkontribusi dalam penanganan Covid-19 dengan beragam kapasitas dan potensi yang dimiliki.

"Bahkan, di beberapa daerah, organisasi difabel telah mulai aktif bersama dengan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 untuk turut mengedukasi masyarakat, serta mendukung data untuk penyaluran bantuan sosial," katanya.

Staf Ahli Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Vivi Yulaswati mengapresiasi kerja-kerja dari organisasi difabel. Menurutnya, dalam situasi pandemi, hasil asesmen ini sangat penting bagi penyandang disabilitas.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19, Jumlah Donatur Pada Lembaga Zakat Berkurang

"Ini penting untuk memastikan seluruh protokol tatanan normal baru inklusif dan mudah diakses oleh penyandang disabilitas, agar mereka tetap produktif, berdaya dan aman dari Covid-19," katanya.

Kaji cepat ini telah menghasilkan sejumlah rekomendasi dalam berbagai bidang, khususnya terkait informasi dan edukasi. Kemudian dampak ekonomi, dampak pendidikan, dampak sosial, serta mitigasi kebencanaan yang harapannya dapat ditindak-lanjuti oleh pemerintah dari tingkat pusat hingga desa.

"Perlu dipastikan agar respon Covid-19 dan pemulihannya, termasuk normal baru yang sedang dipersiapkan inklusif bagi difabel," ujar Joni Yulianto, inisiator jaringan.

Jaringan Organisasi Penyandang Disabilitas Respon Covid-19 terbentuk dari kolaborasi berbagai organisasi penyandang disabilitas di tingkat nasional hingga daerah.

Asesmen ini dilakukan sebagai bentuk kontribusi nyata jaringan organisasi penyandang disabilitas respon Covid untuk mendialogkan aksi dan kebijakan yang penting dilakukan dalam memastikan difabel tidak tertinggal dalam penanganan dan pemulihan dampak Covid-19.

Baca Juga: Tekan Dampak Pandemi, Pemerintah Pacu Investasi Sektor Padat Karya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI