Survei: Kepuasan Pada Jokowi Turun, Penyebabnya Blunder Remehkan Corona

Selasa, 09 Juni 2020 | 13:39 WIB
Survei: Kepuasan Pada Jokowi Turun, Penyebabnya Blunder Remehkan Corona
Presiden Joko Widodo bersiap memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin (1/6/2020). [ANTARA FOTO/BPMI Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi merilis hasil survei kepuasan masyarakat pada kinerja Presiden Joko Widodo dalam menangani virus corona.

Hasil jajak pendapat Indikator Politik Indonesia menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi turun.

Dalam paparan hasil survei yang disampaikan Burhanuddin dalam acara Kompas TV, Senin (8/6/2020), disebutkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah Pusat hanya 56 persen, sementara kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi 66 persen.

Burhanuddin menjelaskan, survei yang dilakukannya berdasarkan pertanyaan umum seputar penanganan covid-19.

Baca Juga: Covid-19: Apakah Pandemi Turut Berkontribusi dalam Perusakan Hutan Tropis?

"Pertanyaan umum, tapi kita menanyakan variabel lain berkaitan dengan covid-19. Misalnya yang kita tanyakan dan itu terlihat betul responsnya sangat negatif adalah bansos," kata Burhanuddin.

Burhanuddin juga mengatakan tentang jawaban masyrakat soal penyaluran bansos.

"Lebih banyak yang mengatakan salah sasaran ketimbang yang tepat sasaran," ungkap Burhanuddin.

Selain itu, dalam survei juga menanyakan kepada responden perihal tenaga kerja asing atau TKA.

"Ada beberapa pernyataan dari menteri yang mengatakan enggak apa-apa tenaga asing masuk di saat pandemi karena SDM kita dianggap kurang berkualitas. Data kami di bulan Mei 60 persen meminta agar TKA dilarang sama sekali di masa wabah sekarang."

Baca Juga: Menhub Hapus Aturan Kapasitas Penumpang Maksimal 50 Persen

Burhanuddin mengartikan bahwa ada perbedaan ekspektasi publik dengan sebagian menteri yang itu sepertinya tidak sesuai dengan harapan publik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI