Di lokasi pengungsian, Riswanto tinggal bersama Sherly Afriani (34), istrinya. Dua anak perempuannya yang berusia 12 tahun dan 3 tahun juga diboyong ke lokasi pengungsian.
Pria yang bekerja pada sebuah proyek pembangunan di Jakarta Utara itu memilih bertahan di Masjid At-Taufiqul Mubarok lantaran air yang menggenang mengeluarkan aroma tidak sedap. Selain itu, rumah kontrakannya kini banyak nyamuk akibat air kotor yang menggenang.
"Sudah enggak tinggal di rumah lagi, airnya bau sekali, hitam, banyak nyamuk di kontrakan," jelasnya.
Riswanto mengakui, ketinggian air sempat surut pada Minggu (7/6/2020) malam. Hanya saja, sejak pagi tadi ketinggian air kembali naik.
Baca Juga: Kompleks Mutiara Pluit Banjir Rob, Wartawan Dilarang Meliput
"Ketinggian air hampir 1 meter dari malam Sabtu. Semalam sempat surut, pas subuh naik lagi," beber Riswanto.
Kekinian Riswanto dan keluarganya masih kebingungan untuk berkegiatan. Mereka saat ini hanya berada di lokasi pengungsian lantaran sudah tidak bisa berbuat banyak, perabotan rumahnya sudah terendam air rob.