8 Hari Tanpa Kematian, Kuba Negara Komunis ke-4 yang Menang Lawan Corona

Senin, 08 Juni 2020 | 13:59 WIB
8 Hari Tanpa Kematian, Kuba Negara Komunis ke-4 yang Menang Lawan Corona
Sebuah jalan di pusat kota Havana, Kuba. [Shutterstock]s
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel telah mendeklarasikan negaranya berhasil menang melawan virus corona covid-19.

Deklarasi itu menjadikan Kuba sebagai negara komunis keempat yang menyatakan sudah mampu mengendalikan virus corona. 

Sebelumnya, terdapat China, Republik Demokrasi Rakyat Korea alias Korea utara, dan Vietnam, lebih dulu mendeklarasikan negaranya mampu melawan pandemi.

Menyadur Barrons, pandemi disebutnya telah terkendali setelah delapan hari beruntut Kuba tak mencatatkan kasus kematian akibat Covid-19.

Baca Juga: Social Distancing, Apple Patenkan Software Selfie Grup Jarak Jauh

Kondisi itu membuka jalan bagi kuba untuk mengumumkan pelonggaran lockdown mulai pekan depan.

Hingga kini, negara dengan 11,2 juta penduduk itu hanya mencatatkan kurang dari 2.200 kasus dan 83 kematian akibat virus bernama ilmiah Sars-CoV-2.

Dengan 1.862 orang berhasil pulih, negara yang menganut sistem sosialis itu kekinian hanya memiliki 244 kasus aktif.

Kendati telah mendeklarasikan telah mengendalikan pandemi Covid-19, Diaz-Canel tetap menekankan pentingnya kewaspadaan lantarain serangkaian infeksi baru sempat tercatat sejak 28 Mei lalu.

"Ini adalah minggu di mana jumlah kasus aktif dan jumlah kasus harian meningkat dibandingkan dengan minggu-minggu sebelumnya di mana, sebagaimana telah diumumkan, kami berada di ujung epidemi ini," kata Diaz-Canel dikutip dari Barrons, Senin (8/6/2020).

Baca Juga: AIA Financial Donasikan Rp 514 Juta untuk Masyarakat Terdampak Covid-19

"Kita harus terus fokus pada bagaimana kita akan menghilangkan residu--kasus aktif--yang tersisa."

"Terutama yang terkait dengan ketidakmampuan atau buruknya fungsi lembaga mana pun, yang menimbulkan peristiwa yang dapat memicu gelombang kedua."

Kuba berencana untuk membuka kembali perdagangan dan pariwisata sebagai dua sektor utama penunjang perekonomian.

Sementara sekolah dan perbatasan masih ditutup. Begitu juga dengan transportasi umum yang masih ditangguhkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI