Suara.com - Sebuah video merekam saat-saat seorang warga Indonesia memberi orasi yang membuat pendemo di Amerika seketika terdiam.
Video berdurasi 3 menit 50 detik itu menayangkan seorang pria berbaju hitam tengah berdiri di tengah-tengah para demonstran.
Pria itu memegang mikrofon dan mulai bererita tentang dirinya dan problema rasial yang ia alami.
"I was born in Indonesia and I know what does it mean by prejudice and discrimination. I thought I flee away from Indonesia and I come here and I can breathe freedom, (Saya lahir di Indonesia, dan saya tahu persis dengan apa yang disebut prasangka dan diskrminasi. Saya pikir saya terbang jauh-jauh ke sini untuk menghirup kebebasan -red)" kata pria itu membuka orasi.
Baca Juga: Ribut Keluarga Krisdayanti, Netizen Bandingkan Raul Lemos Dengan Da Kyung
Dalam video yang dibagikan oleh akun Twitter @__SintaElvhee2__ itu tampak semua demonstran diam dan memperhatikan pria Indonesia tersebut.
"But I look at the couple days ago or just last weeks, my heart is melted (Tapi saya melihat beberapa hari dan beberapa minggu terakhir ini, hati saya rasanya meleleh," lanjut pria itu.
Ia kemudian mengatakan bahwa dirinya percaya semua orang di aksi ini dikumpulkan oleh Tuhan.
"Justice will be served, we are all here because this is a divine appointment. No man can do this. I believe God makes this in such a time like this. Our voice just been heard, not just only in America. Heaven is hearing us, (Keadilan akan datang, dan kita di sini karena pertemuan yang ditakdirkan. Tidak ada manusia yang bisa melakukannya. Saya percaya Tuhan merencanakan ini di waktu ini. Suara kita telah didengar, bukan hanya di Amerika. Surga telah mendengar kita -red)" kata pria itu.
Meski demikian, Ia mengaku berdiri didepan khalayak ramai itu sebagai manusia biasa. Pria itu mengaku tergerak hatinya untuk ikut menyuarakan keadilan atas tindakan diskriminasi.
Baca Juga: Profesor Klaim Hanya 10 Persen Pasien Covid-19 Bisa Kembangkan Antibodi
"Im just a man. I don't know anything, look at my english is broken. (Saya cuma manusia biasa. Saya tidak tahu apa-apa, lihat saja Bahasa Inggrisku, kacau -red)" Pria itu mengakui.
Seseorang dari kerumunan pendemo itu kemudian meneriakkan, "We like it, man! (Kita suka, bung! -red)".
"But my heart is for you, my spirit is for you, we shall overcome (Tapi hatiku bersama kalian, jiwaku bersama kalian, kita akan mengatasinya -red)" lanjut pria Indonesia itu yang kemudian disambut riuh rendah tepuk tangan dari para pendemo.
Pria itu kemudian mengajak semua pendemo saling menguatkan diri dan bergandengan tangan. Ia kemudian berlutut menghadap langit. Diikuti oleh para pendemo, dia berdoa.
"Our Lord, we are here uniting our spirit. There is no color, we are one, we meant to be one, we are united, and we decided to got to move on because you are with us. Give us your mercy, we ask for your forgiveness, give us your love, (Tuhan, kami di sini mempersatukan jiwa kami, Tidak ada warna, kami satu, kami diciptakan untuk bersatu, kami bersatu, dan kami memutuskan untuk melupakannya karena Engkau bersama kami. Berilah kami belas kasih, kami mohon pengampunanmu, beri kami cinta-Mu -red)" kata pria itu memanjatkan doa.