"Dia mengenakan masker dan ponco, kemudian duduk di bangku taman."
Eddie mengaku merasa "luar biasa fantastis" saat akhirnya bisa kembali berkumpul dengan keluarganya.
Eddie adalah seorang konsultan logistik untuk sebuah perusahaan minyak. Pada 4 Maret lalu, dia ditugaskan bekerja selama empat pekan di ladang minyak di bagian barat Kazakshtan.
Namun, dia tidak bisa kembali ke Skotlandia untuk menjumpai Erica, anak kembarnya, dan putranya yang berusia 20 tahun, Alex.
Baca Juga: PSBB, Kawasan Wisata Lembang Dikunjungi Turis Lokal: Sudah Jenuh di Rumah
Erica berkata: "Keterpisahan ini terasa lebih menyakitkan dari biasanya. Ini di luar kendali kami, penuh kekhawatiran dan kerisauan. Saya merasa marah karena begitu rapuh."
Ditanbahkannya, bisa jalan-jalan di luar rumah merupakan "penyambung hidup" saat menghadapi isolasi dan tuntutan dari dua anaknya yang masih kecil.
Mereka menggelar videocall setiap hari saat sarapan di Skotlandia, sementara Eddie makan siang di Kazakshtan—tempat dia terjebak bersama ribuan pekerja minyak lainnya dari berbagai penjuru dunia.
Ada 300 kasus positif virus corona di kamp tempat Eddie tinggal hingga awal Mei, namun tiada yang meninggal dunia.
"Kami sibuk, kami tidak berhenti bekerja," ujarnya.
Baca Juga: Status Normal Baru Disebut Jadi Peluang Industri Otomotif
"Perusahaan risau dengan virus, kami lebih risau dengan harga minyak."