Suara.com - Pemerintah Brasil disebutkan menghapus data bulanan perkembangan jumlah kasus virus corona di negara tersebut, meski sebaran infeksi tengah mengalami lonjakan.
Menyadur BBC, Minggu (7/6/2020), website pemerintah Brasil kini tak lagi menyediakan data yang telah dicatat dari waktu ke waktu sejak adanya kasus infeksi Covid-19 pertama, artinya angka total kasus tak lagi terlihat.
Kementerian Kesehatan Brasil pada Sabtu (6/6), mengatakan data yang akan ditampilkan sekarang hanya laporan kasus infeksi baru dan kematian akibat virus corona dalam 24 jam terakhir.
Terkait penghapusan data, Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyebut data yang ada tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Kendati demikian ia tidak merinci lebih lanjut alasan dihapusnya informasi tersebut.
Baca Juga: Minggu 7 Juni, Pasien Positif Covid-19 Tembus 31.186, Tambah 672 Kasus
"Data kumulatif tidak mencerminkan gambaran negara saat ini," cuit Bolsonaro melalui Twitter. Pun ia menyebut pihaknya tengah mengambil langkah-langkah tambahan untuk "meningkatkan pelaporan kasus."
Keputusan ini mendapatkan banyak kritik dari para jurnalis dan anggota kongres. Penghapusan data diterapkan setelah Brasil melaporkan lebih dari 1.000 kematian selama empat hari-hari berturut-turut.
Berdasarkan data per Sabtu yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Brazil, jumlah kasus infeksi Covid-19 baru mencapai 27.075 dengan 904 kematian, sementara 10.209 pasien telah pulih.
Kasus infeksi virus corona terus meningkat. Disebutkan, jumlahnya tak berbeda jauh dengan Amerika Serikat. Pekan lalu, angka kematian di Brasil melampaui Italia, menjadilan negara ini diposisi ketiga, setelah AS dan Inggris.
Para pakar kesehatan Brasil memperkirakan Infeksi akan terus melonjak mengingat wabah masih beberapa lahi dari puncaknya.
Baca Juga: Kenali Infeksi Bakteri Salmonella, Bisa Fatal jika Tidak Segera Dirawat!
Dalam penanganan menekan sebaran virus corona di Brasil, Bolsonaro terus menyerukan unutk mencabut langkah-langkah pembatasan yang diberlukan oleh otoritas lokal, dengan alasan lockdown menghancurkan ekonomi.
Selain itu, Bolsonaro juga menuduh gubernur negara bagian dan walikota menggunakan masalah lockdown untuk keuntungan politik.