Jam kerja yang jalani juga tidak normal. Mereka seperti dipaksa untuk terus bekerja dengan mendapat waktu istirahat hanya sebentar.
Dalam sehari, dua ABK WNI itu hanya diberi waktu istirahat 4 jam yang terbagi dalam dua sesi.
Setelah itu mereka harus bekerja dari pagi hingga malam, hingga kemudian pagi kembali.
"Memang kami dikasih makan dua kali sehari. Hanya saja, waktu bekerja tidak ada hentinya, dari pagi hingga malam, dari malam hingga pagi. Kalau salah sedikit langsung dapat perlakuan kasar," kata Andri menceritakan.
Baca Juga: Pemkab Bangun Landmark di Gunung Karang, Abuya: Stop Sebelum Azab Turun
Andri juga menyebut, selain mereka berdua, masih ada sejumlah WNI yang masih berada di kapal tersebut, serta beberapa dari negara lainnya.
Reynalfi asal Medan, Sumatera Utara, dan Andri Juniansyah dari NTB, diselamatkan oleh nelayan Leho, Tebing, saat terombang-ambing di perairan perbatasan Karimun-Malaysia.
Mereka telah mengapung cukup lama di tengah laut, sejak kabur dari kapal ikan berbendera China itu pada Jumat malam hingga ditemukan, Sabtu (6/6/2020) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
Saat ditemukan, kedua WNI ABK itu sedang berenang. Mereka bertahan dengan life jacket.
Baca Juga: Takut Dilempari Batu, Bintang Film Dewasa Rusia 10 Tahun Tak Pulang Kampung