Terus Berlayar
Sementara itu, Andri mengatakan kapal berbendera China itu tidak bersandar di pelabuhan atau dermaga selama berbulan-bulan.
Kapal terus berlayar untuk melakukan aktivitas menangkap hewan laut, seperti cumi, ikan dan lainnya.
"Kapal berlayar di sekitaran Samudera Hindia, bisa di laut Arabia, laut India, laut Srilanka. Tapi yang lebih sering laut yang tidak ada pulau kiri kanan, pastinya di laut lepas," ujar Andri yang telah lima bulan bekerja di kapal tersebut.
Baca Juga: Pemkab Bangun Landmark di Gunung Karang, Abuya: Stop Sebelum Azab Turun
Untuk hasil tangkapan yang diperoleh, lanjut Andri, dilakukan dengan cara pemindahan di tengah laut.
Hasil-hasil tangkapan kemudian disimpan di dalam frezer yang telah tersedia.
"Tidak ada merapat ke darat, semuanya dilakukan di tengah laut," ungkap WNI ABK asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.
Dimaki dan Disiksa
Perlakuan tak manusiawi jadi alasan kedua WNI ABK itu nekat melompat ke laut dari Kapal Lu Qing Yuanyu 213.
Baca Juga: Takut Dilempari Batu, Bintang Film Dewasa Rusia 10 Tahun Tak Pulang Kampung
Tak hanya dimaki, Andri mengaku sering disiksa secara fisik, seperti ditendang dan dipukul kala bekerja di kapal itu.