Ratusan Tenaga Medis Dinyatakan Positif Covid-19, Serikat Ancam Mogok Kerja

Jum'at, 05 Juni 2020 | 22:04 WIB
Ratusan Tenaga Medis Dinyatakan Positif Covid-19, Serikat Ancam Mogok Kerja
Tes virus Corona Covid-19 di negara bagian Kerala, India. (Dok. Twitter@shailajateacher).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratusan tenaga medis yang menangani pandemi Covid-19 di India dinyatakan positif terpapar virus corona. Jumlah tersebut seiring dengan penyebaran virus corona di India yang masih terus meningkat.

Menyadur India Times pada Jumat (5/6/2020), ratusan tenaga medis telah dinyatakan positif Covid-19 di All India Institute of Medical Science (AIIMS) di New Delhi. Menurut laporan media lokal, total 479 tenaga medis dinyatakan positif terpapar virus Covid-19 di AIIMS. Ratusan tenaga medis yang terpapar adalah staf pengajar, staf perawat, petugas sanitasi, dan staf keamanan.

Namun menurut AIIMS hanya 329 tenaga medis yang dinyatakan positif Covid-19, termasuk 47 perawat, 86 petugas rumah sakit, 62 staf sanitasi, dan 77 personel keamanan. Pihak institut juga menegaskan bahwa tidak ada dari mereka yang dinyatakan positif corona yang melakukan kontak langsung dengan pasien di sana.

Melihat jumlah petugas kesehatan yang dinyatakan positif meningkat, Serikat Perawat di AIIMS melakukan protes kepada Direktur pada hari Rabu(3/5/2020). Mereka mengancam akan melakukan pemogokan kerja tanpa batas waktu jika alat pelindung diri (APD) yang baik tidak dipenuhi.

Baca Juga: India Pakai Obat Herbal untuk Atasi Virus Corona Covid-19, Ini Kata Ahli!

"Kami sudah menyampaikan kesengsaraan prajurit COVID kami sejak awal melalui banyak surat dan perwakilan reguler dalam pertemuan satuan tugas. Kami telah dipaksa untuk mengambil langkah-langkah berat termasuk cuti 'Casual' massal pada 10 Juni," kata Fameer CK, sekretaris jenderal serikat perawat.

"Kami telah memutuskan untuk melakukan pemogokan tak terbatas sejak 15 Juni," tegasnya.

Para tenaga medis di tempat tersebut juga mengeluhkan akan jam kerja yang sangat panjang dan melelahkan dan menuntut fasilitas yang lebih baik.

"Kami tidak ingin mogok di masa-masa sulit COVID ini, tetapi tampaknya pemerintah tidak mendengarkan kami," kata Harish Kajla, Presiden Serikat Perawat AIIMS.

"Perawat sangat dibebani oleh jam kerja yang panjang (melebihi 7 hingga 8 jam) saat mengenakan kit APD di departemen virus corona, terutama perawat wanita. Kami menuntut fasilitas yang lebih baik untuk perawat kami yang merupakan tulang punggung," ujar Harish Kajla.

Baca Juga: Bikin Petisi, Orangtua di India Tolak Pembukaan Sekolah di Tengah Pandemi

Harish Kajla juga menjelaskan bahwa mereka memberikan tututan penyeragaman jam tugas selama 4 jam dan APD legkap. Ia juga menuntut untuk meningkatkan keselamatan perawat wanita, kebijakan rotasi seragam antara area COVID dan Non-COVID.

"Kami juga menuntut layanan antar-jemput untuk pekerja shift malam dan penyediaan fasilitas ambulans untuk staf positif Covid-19," tegas Kajla.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI