Suara.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyambut gembira dengan pergerakan nilai tukar rupiah yang saat ini sudah tembus di bawah level Rp 14.000.
"Alhamdulillah dengan rahmat Allah SWT bagi ekonomi Indonesia, siang ini rupiah sudah tembus di bawah Rp 14.000," kata Perry dalam video teleconference di Jakarta, Jumat (5/6/2020).
Dia juga mengaku optimistis, penguatan mata uang rupiah terhadap dolar AS akan terus terjadi, karena Perry menilai rupiah masih undervalued.
"Itu menunjukkan penguatan sejalan pandangan kami bahwa nilai tukar rupiah untuk hari ini kami pandang undervalue sehingga ke depan berpotensi menguat," kata Perry.
Baca Juga: Rupiah Makin Perkasa Melawan Dolar AS, Pagi Ini Dibuka Rp 14.100
Mengutip data Bloomberg nilai tukar rupiah hari ini pada pukul 12.26 WIB bergerak menguat terhadap dolar AS di Rp 13.885 atau naik 210,00 poin (1,49 persen).
"Bid over Rp 13.855 dan over Rp 13.960," kata Perry.
Lebih lanjut Perry mengatakan bahwa faktor yang membuat rupiah terus menguat karena rendahnya laju inflasi dan defisit transaksi berjalan.
Data Badan Pusat Statistik mengungkap, inflasi pada Mei 2020 sebesar 0,07 persen (month to month/mtm) dan 2,19 persen (year on year/yoy).
"Interest rate differential SBN 7,06 persen untuk 10 tahun. Suku bunga US treasury 0,8 persen berarti perbedaannya 6,2 persen itu tinggi perbedaannya dan sebagai salah satu imbal hasil investasi aset keuangan, Indonesia masih tinggi. Itu salah satu indikatornya,” katanya.
Baca Juga: Rupiah Perlahan Bergerak Menguat ke Level Rp 14.000 per Dolar AS