Suara.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Jumat (5/5/2020) lagi-lagi mengancam akan membunuh pengedar narkoba setelah polisi berhasil menyita 756 kg sabu-sabu, penguakan kasus yang menurutnya menjadi bukti bahwa negara Asia Tenggara itu menjadi titik pengiriman narkoba.
Sabu-sabu kristal, yang ditaksir polisi memiliki nilai jual 5,1 miliar peso (sekitar Rp3,22 triliun) di pasar Filipina, merupakan salah satu penyitaan terbesar sejak Duterte mengkampanyekan perangi narkoba.
"Jika anda menghancurkan negara saya dengan memasok sabu-sabu senilai 5,1 miliar peso ... saya akan membunuh anda," kata Duterte dalam pidatonya seperti dikutip Antara dari Reuters.
Pihaknya tidak mengatakan dari mana barang haram itu berasal, namun menyebutkan Filipina menjadi pusat perpindahan untuk gengster narkoba Meksiko.
Baca Juga: INFOGRAFIS: Kegiatan Keagamaan di Rumah Ibadah Kembali Dibuka
Duterte juga melontarkan penghinaan terhadap kelompok HAM yang mengkritik kampanye anti narkoba, yang ia jalankan.
PBB melalui laporan pada Kamis (4/6/2020) menyebutkan puluhan ribu orang di Filipina bisa menjadi korban dalam perang melawan narkoba.
Namun data pemerintah mengenai tersangka pengedar narkoba dan pengguna yang tewas dalam operasi anti-narkoba sejak Juli 2016 tercatat sebanyak 5.600 orang.