Suara.com - Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan demonstrasi yang sudah berlangsung selama beberapa hari di negara bagian tersebut, pascakematian George Floyd, dapat mempercepat penyebaran virus corona. Untuk itu, Cuomo mendesak para pengunjuk rasa untuk menjalani tes COVID-19.
"Saya bukan orang yang suka panik, saya hanya melihat jumlahnya," kata Cuomo yang memperkirakan 30.000 orang mengikuti aksi unjuk rasa tersebut.
"Banyak yang menggunakan masker. Tetapi tidak ada jaga jarak sosial. Polisi ada di depan wajah mereka ... jika Anda ikut aksi tersebut, tolong ikuti tes," pinta sang gubernur.
Pejabat di Chicago pekan ini menyampaikan kekhawatiran serupa dan meminta para demonstran untuk mengisolasi diri selama 14 hari.
Baca Juga: Virus Corona Bisa Menyerang Otak, Apa Dampaknya?
Cuomo saat menggelar konferensi pers harian COVID-19 menyampaikan simpati kepada demonstran. Ia menyebut kematian Floyd pada 25 Mei dalam penahanan polisi di Minneapolis juga membuatnya emosi.
"Saya juga marah," tegas Cuomo.
"Ini adalah metafora untuk rasisme sistemik dan ketidakadilan yang telah kita saksikan," tambahnya.
Menyusul protes yang juga terjadi di kota Bufallo, Albany, Rochester dan Syracuse, Cuomo mengatakan negara bagian tersebut akan menggelar acara simbolik berupa kegiatan mengheningkan cipta.
"Ini adalah ketidakadilan yang seharusnya tidak pernah terjadi lagi," sambung Cuomo seperti dikutip Antara dari Reuters.
Baca Juga: Dampak New Normal Terhadap Ekonomi dan Politik
Cuomo mengatakan kekhawatirannya soal peningkatan penyebaran virus selama demonstrasi tidak akan mengurungkan rencana untuk pembukaan kembali fase regional di negara bagian tersebut.
Dengan kebijakan tersebut, New York akan membuka kembali kegiatan ekonomi secara terbatas mulai Senin (8/6/2020). Kegiatan tahap dua, yang dikatakan oleh Wali Kota New York City Bill de Blasio dapat dimulai awal Juli, akan mencakup makan di ruang terbuka restoran.
Dengan lebih banyak warga yang menggunakan masker, negara bagian tersebut membuat kemajuan signifikan dalam memutus penyebaran virus, yang terlihat pada penurunan angka orang yang dinyatakan positif COVID-19 selama enam pekan terakhir menjadi dua persen dari 26 persen. Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat inap di rumah sakit juga terus menurun.