Gubernur Jateng Gelar Salat Jumat Jamaah Pertama saat Pandemi : Rindu...

Jum'at, 05 Juni 2020 | 14:46 WIB
Gubernur Jateng Gelar Salat Jumat Jamaah Pertama saat Pandemi : Rindu...
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menggelar salat Jumat berjamaah pertamanya di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Jateng. (Dok : Pemprov Jateng)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Setelah lama tak melakukan salat berjamaah, Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menggelar salat Jumat berjamaah pertamanya di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Jateng. Selain menjawab kerinduan terdalamnya, salat kali ini juga disebutnya sebagai latihan.

"Ini salat Jumat pertama saya sejak pandemi. Memang umat sudah rindu untuk bisa melaksanakan salat Jumat seperti ini, termasuk saya, makanya hari ini, kita coba melaksanakan untuk latihan," kata Ganjar, ditemui usai salat, Jumat (5/6/2020).

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menggelar salat Jumat berjamaah pertamanya di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Jateng. (Dok : Pemprov Jateng)
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menggelar salat Jumat berjamaah pertamanya di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Jateng. (Dok : Pemprov Jateng)

Salat Jumat di Gradhika Bhakti Praja tersebut menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Jamaah yang diperbolehkan ikut dibatasi hanya 100 orang.

Selain Ganjar, sejumlah pejabat lain di lingkungan Pemprov Jateng, termasuk Wakil Gubernur, Taj Yasin Maimoen, juga mengikuti.

Baca Juga: Asa Ojol di Masa PSBB Transisi: Tak Peduli Macet, Asal Pulang Bawa Uang

Sejak masuk ke lokasi, seluruh jamaah dicek kesehatannya oleh petugas. Mereka juga wajib memakai masker dan hand sanitizer sebelum masuk ruangan.

Di dalam ruangan, para jamaah dibatasi jarak menggunakan lakban. Khotbah yang dibacakan juga sangat pendek, yakni hanya sekitar tujuh menit.

Selain protokol kesehatan, ada yang beda dari pelaksanaan salat Jumat di Gradhika itu, yakni adanya bacaan Qunut Nazilah atau doa berlindung dari bencana sebelum sujud rakaat terakhir.

Pelan-pelan, lanjut Ganjar, semua harus dipersiapkan dengan matang. Masyarakat butuh contoh agar memahami kondisi ini.

"Maka saya sengaja menggelar salat Jumat hari ini. Saya tidak memilih di masjid, tapi di Gradhika untuk mengatur semuanya. Tadi jamaah yang mau ikut 200, saya minta 100 saja. Ini tadi mendadak, jadi sekalian mau saya lihat, apakah bisa berjalan, kalau di sini kan jamaahnya kawan-kawan ASN, jadi lebih mudah diatur," imbuhnya.

Baca Juga: Tok! PSBB Bodebek Resmi Diperpanjang Lagi Sampai 2 Juli 2020

Ganjar mengatakan, ia melihat semua sudah berjalan sesuai harapan. Protokol dijalankan ketat dan semua tertib.

"Tadi saya tidak melihat, saat keluar apakah mereka mau tertib tidak. Ini tentu akan kami evaluasi. Harapannya bisa memberikan contoh untuk tempat lainnya," tegasnya.

Disinggung pelaksanaan salat Jumat di tempat lain, Ganjar mengatakan, kemungkinan belum semuanya. Bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), pihaknya mengatakan sudah menggelar rapat dan belum membolehkan seluruh daerah di Jateng melaksanakan salat Jumat di masjid.

"Sudah didapatkan, prioritasnya hanya di daerah yang sudah hijau. Makanya sekarang kita latihan dulu, agar nantinya bisa berjalan baik. Tidak hanya saat prosesi beribadah di dalam, tapi mulai masuk sampai keluar semua harus tertib. Jamaah juga harus dibatasi, maka ada skenario dibuat shift, saya tanya ke beberapa ulama kan memang boleh," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI