Suara.com - Diskusi tentang hak asasi manusia dan persoalan Papua bertagar #PapuaLivesMatter, yang digelar Amnesty International Indonesia, Jumat (5/6/2020) siang, mendapat teror.
Saat diskusi berlangsung, acara tersebut disusupi zoombombing. Sementara narasumber diteror telepon dari orang asing.
Pantauan Suara.com, awalnya diskusi virtual melalui aplikasi zoom ini dimulai pukul 13.00 WIB.
Diskusi berjalan lancar saat pembicara pertama, Direktur Eksekutif AII Usman Hamid, memaparkan beberapa permasalahan HAM di Papua.
Baca Juga: Presiden Divonis Salah Blokir Internet Papua, KontraS: Jangan Lagi Represif
Acara itu kemudian dilanjutkan oleh paparan dari International Coalition for Papua, Norman Voss.
Ganguan mulai muncul ketika pembicara dari Lembaga Studi dan Advokasi HAM Papua (Eslham Papua) Yuliana S Yabansabra berbicara, sekitar 30 menit setelah diskusi dimulai.
Para pembicara seperti Usman Hamid, Yuliana, dan Tigor Hutapea (Yayasan Pusaka) mendapatkan telepon dari nomor yang tidak dikenal, berkode negara bagian di Amerika (+1). Mereka terus ditelepon hingga diskusi terganggu.
"Saya kira Uli dan saya diganggu terus dari nomor telepon negara-negara bagian di Amerika Serikat. Ini dari tadi tidak berhenti, konstan (telepon terus), kadang-kadang dari Columbia, dari berbagai negara bagian di Kanada, di Amerika," kata Usman Hamid sambil menunjukkan ponselnya.
Tak hanya teror via telepon, aplikasi Zoom mereka juga disusupi oleh beberapa akun anonim yang menginterupsi jalannya diskusi dengan suara-suara bising.
Baca Juga: Jokowi Bersalah soal Internet Papua Diblokir, Refly Harun: Preseden Baik
"Saya kira ini sebenarnya sudah terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Banyak teman-teman Papua yang terganggu, aktivis, dosen juga terganggu, mereka meneror menggunakan teknologi, menyebar gambar jorok, saya kira itu mencerminkan bahwa apa yang kita lakukan ini memang benar, harus kita lanjutkan untuk mempertahankan HAM di Papua," tegasnya.