Suara.com - Unjuk rasa menuntut keadilan atas kematian George Floyd terus berlanjut. Seiring dengan menyebarnya aksi protes, korban-korban mulai berjatuhan atas kejadian ini.
Tak hanya rakyat sipil, polisi yang mengamankan unjuk rasa juga mengalami cedera.
Menyadur ABC News pada Jumat (05/05/2020), seorang polisi yang sedang mengamankan kota Brooklyn saat jam malam ditikam di bagian leher.
Komisaris Polisi NYPD Demot Shea menyebut aksi ini sebagai "serangan pengecut, tercela, tanpa alasan terhadap seorang petugas polisi yang tidak berdaya."
Baca Juga: Ayah Pria Bertato Indonesia di Kerusuhan AS Buka Suara: Tolong Dimaafkan
"Syukurlah kita tidak merencanakan pemakaman sekarang," kata Shea.
Setelah penikaman, terdengar sekitar 20 kali suara tembakan di tempat kejadian. Tidak jelas dari mana asal suara tembakan itu namun dari laporan yang disusun New York Post, ada dua orang polisi lain yang terluka akibat insiden tersebut.
Dari kesaksian warga Flatbush, ada setidaknya dua polisi keluar dari mobil dan memulai tembakan. Warga bernama Jean Jones ini mengaku sedang berkendara di lingkungan East 21 dekat Church Avenue.
"Saya melihat mereka menembak dan kemudian dua petugas itu bersembunyi di belakang mobilnya, seperti berusaha agar tidak tertembak. Itu jumlah yang banyak. Saya mengkhawatirkan para polisi. Sangat disayangkan hal-hal semacam itu bertambah buruk," ungkapnya.
Sementara itu, penasihat publik Jumaane Williams mencuitkan komentarnya di Twitter tentang cara petugas mengatasi pengunjuk rasa yang melakukan aksi damai. Menurutnya cara itu 'sangat menjijikkan'.
Baca Juga: Kabar Terkini Sarah Azhari di Los Angeles Usai Terjadi Kerusuhan
"Kekuatan yang digunakan pada demonstran non-kekerasan menjijikkan. Tidak ada penjarahan / tidak ada kebakaran. (hanya) nyanyian (sebagai) protes damai. @NYPDnews hanya memberlakukan jam malam yang tidak disarankan."