Suara.com - Mantan politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dedek Prayudi terlibat debat soal Gusdur dan Papua dengan komedian Arie Kriting pada Kamis (4/5/2020) malam via Twitter.
Hal ini dipicu oleh cuitan Uki yang menyamakan sentimen rasialisme di Amerika Serikat dengan yang terjadi di Papua dan menyebutnya sebagai pemberontakan.
"1) Gaungkan isu rasial di USA, 2) Tulari sentimennya ke dalam negeri, 3) Bunyikan narasi pro pemberontak di dalam negeri. I knew it. Predictable," cuit Uki via akun Twitter-nya @Uki23.
Namun, cuitan itu segera dibalas oleh Arie Kriting yang merasa tidak terima jika isu rasialisme di Papua dilabeli sebagai bentuk pemberontakan.
Baca Juga: Video Keke Bukan Boneka Dihapus YouTube, Rinni Wulandari Disalahkan
Arie menyinggung soal Abdurrahman Wahid atau Gusdur, presiden ke-4 Indonesia yang menjadi idola Uki. Menurutnya, di mata Gusdur, isu rasialisme di Papua punya dasar yang kuat sehingga tak benar jika disebut pemberontakan.
"Coba Bung Uki cari tahu dulu, bagaimana Gusdur menyikapi Papua. Jadi tidak harus menanggapi segala isu tentang Papua, dengan melakukan pelabelan pro pemberontak semudah itu," balas Arie via akun Twitter-nya @Arie_Kriting.
Meski demikian, ia pun merasa senang mengetahui bahwa Uki dan dirinya mengidolakan orang yang sama.
"Senang saya ternyata Bung Uki tampaknya mengidolakan Gusdur juga," lanjut Arie.
Mengetahui hal ini, Uki kemudian mengatakan bahwa ia sepakat dengan perkataan Arie. Apa yang ia sebut sebagai pemberontakan lebih menyoroti isu rasialisme yang dieksploitasi oleh kelompok tertentu untuk menggaungkan gerakan separatis.
Baca Juga: Ingin Janin Tetap Aman dari Virus Corona? Rutin Konsumsi Seplemen Kolin!
Ia sepakat dengan Arie bahwa yang terjadi di Papua memiliki dasar yang kuat, yakni rasisme yang kerap diterima oleh masyarakat Papua.