Foto itu diambil oleh ibu teman sekelas William. Belum sempat foto itu dicetak, Sartem sudah lebih dulu pulang ke Indonesia tanpa sepengatahuan William.
Ia tidak punya kesempatan memberikan foto tersebut kepada Sartem.
Lalu pada Hari Ibu, William mengunggah dua foto Facebook dan menulis harapannya bertemu dengan pengasuhnya.
Kesedihan atas perpisahan dengan Sartem, membuat William tidak ingin anak-anaknya kelak diasuh oleh seseorang. Ia pun membuat kesepakatan dengan istrinya.
Baca Juga: Baru Dibuka Anies Besok, Masjid Al Azhar Sudah Gelar Salat Berjemaah
"Saya mengatakan kepada istri saya bahwa kami tidak akan menyewa pengasuh anak di masa depan, karena saya tidak ingin anak saya memiliki trauma seperti saya," ucap William.
Ia menambahkan, "Saya juga memiliki kesepakan dengan istri saya agar tidak bercerai, karena akan merugikan anak-anak."
Trauma yang dialami William ketika berpisah dengan pengasuhnya menjadi bayang-bayang kesedihan. Akibatnya, ia sampai membutuhkan bimbingan psikologis.
"Setelah itu, saya kerap mengikuti kelas bimbingan psikologis, karena rasa yang ada sangat amat besar, bagaikan hati yang dikorek sebagian," kata William.
Ia menambahkan, "Bahkan saat menonton film, ada bagian yang menunjukkan perpisahan, maka emosional saya juga menjadi naik, meneteskan air mata dan kadang tidak dapat terbendung."
Baca Juga: Gubernur Jateng Minta Bupati Turun ke Daerah Terdampak Rob di Pantura
BACA JUGA: Pemuda Taiwan Cari Pengasuhnya yang dari Indonesia, Hilang Kontak 17 Tahun