"Misalnya di daerah Pekalongan, itu kan dibuat tanggul raksasa yang dulu rencananya selesai dalam satu tahun anggaran. Kalau tidak salah, anggarannya Rp 90 miliar. Tapi karena Covid-19, kementerian melakukan refocusing anggaran dan saat ini proyek itu dilaksanakan dengan mekanisme multiyears," terangnya.
Pihaknya, lanjut Ganjar, juga sudah menggelar rapat tentang rencana kelanjutan proyek itu. Dinas terkait diminta segera bertemu dengan BBWS untuk tindak lanjut proyek itu.
"Karena BBWS yang punya proyek itu, kami hanya suporting saja. Saya harap proyek segera dilanjutkan kembali," imbuhnya.
Untuk itu, tindakan darurat adalah cara yang bisa dilakukan saat ini. Masyarakat yang terdampak harus benar-benar diselamatkan dan diamankan.
Baca Juga: Gubernur Jateng Ganjar Pranowo Ngamuk di Bandara Ahmad Yani!
"Kami sudah kirim bantuan, bahkan bupati dan wali kota sudah mengusulkan untuk mengeluarkan stok bantuan yang ada dan saya izinkan," tegasnya.
Akibat bencana itu, Ganjar mengatakan ada sejumlah masyarakat yang mengungsi. Ia menegaskan, sudah mengirimkan bantuan kepada para pengungsi itu.
"Saya juga meminta agar penerapan protokol kesehatan melekat dalam penanganan para pengungsi. Semua yang mengungsi harus diatur, saya sudah sampaikan khususnya pada Kepala BPBD wilayah-wilayah itu," tutupnya.
Menurut BMKG, gelombang tinggi menghantam beberapa daerah di Pantura Jawa. Gelombang tinggi diprediksi akan terjadi hingga 6 Juni nanti.
Baca Juga: Kunjungi Bandara Ahmad Yani Semarang, Ganjar Pranowo Serukan Jaga Jarak