Kali Pertama Melihat Ka'bah, Kisah Umrah Mualaf Sebelum Pandemi Covid-19

Kamis, 04 Juni 2020 | 14:51 WIB
Kali Pertama Melihat Ka'bah, Kisah Umrah Mualaf Sebelum Pandemi Covid-19
Kaiji Kadir Wada bersama istrinya Yusanne Pitaloka.(Yusanne Pitaloka via BBC News Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sementara Hanan mengatakan keputusannya 25 tahun lalu, karena apa yang dia sebut mengisi kekosongan hidup.

Kisah Muslim Inggris di zaman Ratu Victoria: Ditanya Paus, 'Kamu Katolik? Bukan saya Muslim' Victoria and Abdul: Mengungkap hubungan Ratu Inggris dan pemuda Muslim yang ditutupi Abdul, pria Muslim yang mengubah pandangan Ratu Victoria tentang Islam

"Tidak ada momen khusus yang membuat saya pindah agama. Semua bermula karena ketidakpuasan dan perasaan hampa dan kosong karena tak ada keyakinan (agama) apa pun sampai kemudian saya tertarik untuk bertemu rekan-rekan Muslim untuk bertanya tentang Islam," kata Hanan yang saat ini bekerja di satu sekolah dasar di Cardiff.

"Saat itu umur saya 27 tahun, saya lebih banyak pergi sendiri. Orang saya saat itu bingung karena mereka tinggal di daerah mayoritas kulit putih (di Cornwall, Inggris selatan) dan hanya sedikit Muslim. Mereka baik dan tertarik (mengetahui lebih lanjut), walaupun ayah saya tak suka saya pakai jilbab. Ibu saya percaya pada Tuhan, jadi dia bisa melihat banyak persamaan," kata ibu beranak empat ini.

Baca Juga: Minta Dana Haji Tak Disalahgunakan, PKS: Itu Amanah Umat

Hanan - yang dulu bernama Donna - melanjutkan perguruan tinggi di Cardiff pada 1990-an dan bertemu dengan sejumlah teman-teman Muslim.

Walau tak ada momen khusus yang memicunya pindah agama, Hanan menyebut satu peristiwa saat ia berjalan bersama temannya ke Palestina.

"Ketika saya mengunjungi daerah yang diduduki di Palestina pda 1990-an, saya dan teman saya tersesat di wadi, dan saat itu tengah hari, panas dan sepi. Kami tak punya telepon genggam dan hampir kehabisan air. Saya khawatir kami akan meninggal di sana. Saat itu tak ada yang bisa ditelepon dan saya buat 'perjanjian' dengan Tuhan dan saya katakan kalau kami selamat dari sini, saya akan menjadi Muslim," tutur Hanan.

"Di dalam hati saya, saya sudah sadar Islam adalah agama yang tepat untuk saya, namun saya belum mengungkapkannya," katanya.

Sekembalinya ke Wales, ia membaca berbagai hal tentang Islam dan bertanya ke orang-orang yang ia kenal sebelum mengucapkan syahadat, di depan almarhum Imam Sheikh Said, yang ibunya juga orang Wales yang mualaf.

Baca Juga: Ibadah Haji 2020 Dibatalkan karena Corona, FPI Desak MPR Makzulkan Jokowi

Ia mengatakan "langsung merasa lega" karena mendapatkan "semua jawaban yang ia cari".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI