Kali Pertama Melihat Ka'bah, Kisah Umrah Mualaf Sebelum Pandemi Covid-19

Kamis, 04 Juni 2020 | 14:51 WIB
Kali Pertama Melihat Ka'bah, Kisah Umrah Mualaf Sebelum Pandemi Covid-19
Kaiji Kadir Wada bersama istrinya Yusanne Pitaloka.(Yusanne Pitaloka via BBC News Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mualaf dari Inggris dan Jepang yang sempat melakukan umrah untuk pertama kalinya mengatakan merasa sedih di tengah ketidakpastian haji tahun ini namun merasa "sangat bersyukur" dapat beribadah sebelum pandemi menyebar.

Pemerintah Indonesia sendiri memutuskan Selasa (02/06) untuk tidak memberangkatkan jemaah haji tahun ini, untuk melindungi calon jemaah haji dan petugas dari paparan Covid-19, walau belum ada keputusan resmi terkait ibadah haji tahun ini dari pemerintah Arab Saudi.

Hanan Sandercock dan suaminya John Smith serta Kaiji Wada dan istrinya Yussane Pitaloka termasuk di antara sekitar 100 rombongan mualaf dari seluruh dunia yang melakukan ibadah umrah akhir Desember lalu.

"Kami sudah sangat bersyukur menjadi bagian dari kelompok ini, namun ketika ditutup, kami tambah bersyukur karena dengan lancar beribadah pada bulan Desember dan kembali dengan selamat pada bulan Januari. Alhamdulilah," kata Hanan yang tinggal di Cardiff, Wales.

Baca Juga: Minta Dana Haji Tak Disalahgunakan, PKS: Itu Amanah Umat

"Sebagian dari kami sakit dan saat itu kami curiga apakah mereka terinfeksi Covid, tapi ternyata bukan," tambah perempuan yang masuk Islam 25 tahun lalu ini.

Sementara Kaiji - yang menambahkan nama Kadir setelah masuk Islam pada 2017 lalu - mengatakan keputusan Saudi itu membuatnya "sedih karena banyak orang yang tidak bisa beribadah. Tapi itu sudah jalan yang paling baik yang diambil pemerintah Saudi. Namun kita juga bersyukur sekali masih bisa umrah dengan aman."

"Saya hampir menangis saat melihat Ka'bah untuk pertama kalinya. Ini karena momen saat saya bisa merasakan kebesaran dan hidayah Allah SWT," katanya kepada wartawan BBC News Indonesia, Endang Nurdin.

"Beberapa tahun sebelumnya, saya hanyalah pria Jepang biasa yang sekuler. Dan kehidupan saya waktu itu sangat jauh dari ajaran Islam. Siapa yang bisa membayangkan orang seperti saya berdiri di depan rumah Allah SWT? Tak ada yang bisa mengaturnya kecuali Allah. Satu hal yang tak akan saya lupakan," tambahnya.

Satu hal lagi yang menurutnya paling dia ingat adalah saat melantunkan Talbiyah (bacaan yang dibaca setelah berniat umrah atau haji) dalam perjalanan ke Masjidil Haram dari Makkah dari Madinah.

Baca Juga: Ibadah Haji 2020 Dibatalkan karena Corona, FPI Desak MPR Makzulkan Jokowi

"Emosi saya begitu tinggi dan hampir menangis karena perasaan yang bercampur antara khawatir, senang dan perasaan penuh harapan," cerita Kaiji tentang pengalaman dua minggu menjelang akhir tahun lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI