Suara.com - Pemerintah China akan melonggarkan pembatasan penerbangan maskapai asing. Keputusan tersebu diambil bertepatan setelah Donald Trump melarang maskapai China untuk masuk ke AS.
Menyadur Bloomberg pada Kamis (4/6/2020), China akan memperbolehkan maskapai asing masuk ke negaranya mulai 8 Juni 2020.
Menurut Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC), maskapai asing yang tidak termasuk dalam perjanjian sebelumnya dapat mengoperasikan satu penerbangan penumpang komersial internasional ke China setiap minggu mulai Senin (8/6/2020). Keputusan darimana saja penerbangan yang boleh masuk ke China belum dijelaskan lebih detail.
Sejumlah 37 kota di China dapat menerima penerbangan kembali, termasuk Beijing, Shanghai, dan Wuhan, tempat Covid-19 pertama kali muncul. CAAC juga mengatakan bahwa daftar tersebut dapat berubah sewaktu-waktu.
Baca Juga: Trump Larang Maskapai China Terbang ke AS
Jika tidak ada penumpang pada sebuah penerbangan yang dinyatakan positif virus corona selama tiga minggu berturut-turut, maskapai tersebut dapat menambah layanan terbang menjadi dua kali seminggu, kata CAAC.
Namun, semua penerbangan akan ditangguhkan selama seminggu jika lima penumpang pada satu penerbangan yang sama dinyatakan positif. Jika ada 10 penumpang yang positif, penerbangan akan dihentikan selama empat minggu.
Keputusan ini berbarengan dengan kondisi hubungan antara China dan negara adidaya lainnya sedang memanas. Terutama dengan Amerika Serikat yang sering menuduh China sebagai pemicu munculnya Covid-19.
Menurut Zhu Feng, direktur Institute of International Studies di Universitas Nanjing, China harus memanfaatkan momen dibuka kembali penerbangan asing ini untuk memulihkan hubungan dengan Amerika Serikat.
“Tiongkok dan AS harus menggunakan kesempatan ini untuk memulihkan komunikasi tingkat tinggi dan diplomatik sesegera mungkin,” kata Zhu Feng dikutip dari Bloomber.
Baca Juga: Warga Sultra Tanggapi Isu Penolakan 500 TKA China
"Kedua belah pihak harus menghilangkan retorika hawkish dan emosional, karena kedua hal tersebut akan menghambat kepentingan bisnis." pungkasnya.