Suara.com - LaporCovid19.org berkolaborasi dengan Social Resilience Lab Nanyang Technological University (NTU) Singapura melakukan survei sosial untuk mengukur tingkat kesiapan warga DKI Jakarta terkait wacana new normal.
Hasilnya, masyarakat Provinsi DKI Jakarta disebut belum terlalu siap untuk memasuki fase new normal.
Sosiolog bencana yang juga Associate Professor dari Nanyang Technological University (NTU), Singapura, Sulfikar Amir mengungkapkan berdasarkan survei mereka indeks persepsi risiko Jakarta masih berada di angka 3,46 dari rentan angka 1-5.
"Tapi tetap dia masih jauh di bawah kondisi yang ideal, kondisi yang ideal itu antara 4 dan 5, berada di atas 4 saja itu sudah bagus," kata Sulfikar dalam jumpa pers, Kamis (4/6/2020).
Baca Juga: Transisi New Normal, Anies: Silakan Naik Motor Boncengan
Dia merinci survei ini mengukur tingkat persepsi risiko dan perilaku warga Jakarta yang mencakup enam variabel: persepsi risiko, pengetahuan, informasi, perlindungan diri, modal sosial, dan ekonomi.
Hasilnya, para responden memiliki kecenderungan yang cukup kuat untuk melindungi diri dari bahaya virus corona covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan karena memiliki bekal pengetahuan yang baik.
Namun responden masih mereka masih membutuhkan informasi yang pasti, tepat, dan lebih akurat tentang pandemi yang berasal dari sumber informasi yang dipercaya publik.
Di sisi lain, kondisi sosial dan ekonomi cukup memprihatinkan sehingga mempengaruhi rendahnya persepsi risiko secara umum.
Survei ini menunjukkan bahwa meskipun telah merasa cukup memiliki informasi, pengetahuan, wawasan, modal sosial, serta kecenderungan kuat untuk berhati-hati agar tidak terpapar virus corona, namun warga DKI merasa belum siap memasuki era New Normal.
Baca Juga: Simak! 8 Protokol Kesehatan Rekomendasi PDEI saat New Normal
"Karenanya, wacana pemberlakuan tatanan kehidupan baru New Normal belum saatnya diberlakukan bagi warga DKI Jakarta," tegasnya.
Sebagai informasi, survei ini dilakukan sejak hari Jumat 29 Mei sampai 2 Juni 2020 dengan jumlah responden sebanyak 3.160 orang yang dikumpulkan melalui metode quota sample dengan variabel penduduk per kelurahan.
Survei dilakukan online melalui platform quatrics yang disebar melalui Whatsapp yang disebarkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI), Camat, Biro Tata Pemerintahan, dan Jaringan Komunitas Warga.
Metode analisa menggunakan formula Spearman rho untuk mengukur korelasi antar variabel dan faktor demografi.